Kehendak Untuk Mengasihi

Allah ingin manusia mengasihi-Nya dengan tulus melalui kehendak bebas yang diberikan-Nya.

Setiap manusia selalu dilengkapi Tuhan dengan kehendak bebas dalam pribadinya. Kehendak ini harus dapat diatur oleh manusia itu sendiri, walau pada batas-batas tertentu, karena memang manusia adalah ciptaan. Kehendak itu diberikan agar manusia dapat menjadi makhluk yang bertanggung jawab atas setiap keputusan kehendaknya itu. Kehendak dalam diri manusia ini menjadikan manusia menjadi makhluk yang luar biasa; jikalau tidak, maka manusia tidak lebih dari seonggok boneka daging yang diatur oleh sebuah remote control di tangan Tuhan.

Dengan kehendak tersebut manusia bisa menentukan dirinya sendiri, apakah ia berdiri di pihak Penciptanya, atau berdiri di pihak lain. Ia bisa memutuskan mengasihi Tuhan atau tidak. Kalau ia memilih mengasihi Tuhan, harus dengan tulus tanpa tekanan dari pihak manapun. Itulah cinta sejati yang diinginkan-Nya, bukan cinta yang dipaksakan atau direkayasa oleh Tuhan sendiri.

Kalau cinta manusia direkayasa oleh Tuhan Sang Pencipta, lalu Ia menaruhnya kepada sebagian makhluk secara suka-suka, betapa tidak sehatnya pribadi seperti itu. Tapi puji Tuhan, kita tahu dengan integritas-Nya, Tuhan kita tidak seperti itu. Dalam Alkitab kita menemukan kenyataan bahwa Allah sendiri menerima seluruh konsekuensi dan risiko akibat menciptakan makhluk dengan memiliki kehendak bebas ini. Ia tidak mencegah iblis ketika hendak memberontak terhadap diri-Nya. Ia juga tidak mencegah ketika Hawa dan Adam hendak memetik buah yang dilarang-Nya untuk dimakan. Bahkan manusia jatuh ke dalam dosa, kehendak ini tidak ditiadakan-Nya. Manusia masih memiliki kehendak yang akan membawanya kepada realitas penghakiman. Berarti hari ini belum tampak akibatnya kalau kita memutuskan untuk tidak mengasihi Tuhan, tapi kita harus mempertanggungjawabkan keputusan itu kelak.

Kehendak bebas ini jugalah yang menciptakan manusia yang memperoleh perkenanan Allah. Salah satu manusia tersebut adalah Henokh, sehingga ia diangkat ke Surga. Daud juga dikenan-Nya. Banyak lagi nama orang yang memperoleh perkenanan Allah untuk ukuran umat Perjanjian Lama.

Jadi kita tahu bahwa apakah kita mau mengasihi Tuhan dengan tulus atau tidak, itu diserahkan Bapa kepada kehendak bebas kita sendiri secara adil dan bertanggung jawab. Kita harus menentukan pilihan dengan kehendak bebas kita saat masih hidup di bumi ini. Kalau kita sudah menutup mata selama-lamanya, tidak ada kesempatan lagi. Apa pilihan Saudara?

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 29 Januari 2012

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *