Jikalau Bukan Tuhan

Kita harus mengaku bahwa kita ada sebagaimana kita ada hanya oleh karena pertolongan Tuhan saja.

Kita akan segera meninggalkan tahun yang telah kita lalui selama 364 hari ini. Banyak hal yang telah terjadi di tahun ini. Setelah melewati semuanya ini, kita mengakui bahwa hanya oleh pertolongan Tuhan saja kita ada sebagai mana kita ada. Pertolongan kita adalah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya dan yang tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Pengakuan ini penting, sebab tanpa pengakuan ini kita tidak akan dapat menjadi manusia yang ber-Tuhan dengan benar. Tentu pengakuan yang mengalir dengan tulus dari dasar hati kita.

Secara khusus dan istimewa kita mengakui bahwa keberadaan kita oleh karena kehadiran Tuhan dan penggarapan-Nya yang sempurna. Untuk memiliki sikap hati seperti ini memang kedengarannya mudah tetapi pada kenyataannya tidak mudah, karena kita terlanjur memiliki irama hidup yang sangat dipengaruhi oleh dunia sekitar kita yang kafir, ateis dan fasik. Kafir biasanya menunjuk kepada orang yang tidak beragama, ateis menunjuk orang yang tidak percaya adanya Tuhan, dan fasik adalah orang yang tidak takut Tuhan dan tidak peduli hukum-Nya. Pada akhir zaman makin banyak orang yang tidak percaya kehadiran Tuhan dalam hidup manusia (2Ptr 3:3-7). Kefasikan dunia ini makin kental, kuat dan atmosfirnya mempengaruhi iman Kristiani murni banyak orang percaya.

Hidup manusia tidaklah ditentukan oleh hari lahir, zodiak atau shio; juga tidak ditentukan oleh mimpi-mimpi yang diterimanya pada waktu tidur. Memang Tuhan bisa berbicara kepada kita melalui mimpi, tetapi bukan setiap mimpi merupakan penentuan kehidupan seseorang. Tuhan semesta alamlah yang menentukan kehidupan manusia.

Daud mengakui bahwa jika bukan Tuhan yang di pihak kita, kita tidak seperti hari ini. Dari pernyataan Daud ini ada beberapa pelajaran rohani yang dapat kita petik, bahwa Tuhan menghendaki pengakuan bahwa Tuhanlah yang membela kita. Tuhanlah yang ada di pihak kita. Perhatikan kata-kata “biarlah Israel berkata” (Ulangan 18:1). Pengakuan ini merupakan pengingat agar kita menjadi rendah hati dan tidak menjadi sombong. Bila seseorang tidak menyadari bahwa keberadaannya karena Tuhan, niscaya ia akan menjadi sombong. Kesombongan adalah sikap hidup manusia yang paling ditentang oleh Tuhan (1Ptr 5:5).

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 18 Desember 2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *