Bukan untuk Suka-suka Sendiri

Merupakan kebahagiaan yang luar biasa manakala kita hidup memuaskan hati Pencipta kita.

Sejak manusia jatuh dalam dosa, manusia telah kehilangan kehidupan. Manusia hidup tanpa harapan di bawah bayang-bayang maut, di bawah ancaman hukuman yang bisa menjebloskannya ke dalam lautan api kekal. Ini suatu kehidupan yang sungguh sangat celaka dan sangat mengerikan.

Keselamatan dalam Yesus Kristus menempatkan orang percaya sebagai anak tebusan-Nya. Setelah ditebus oleh Tuhan Yesus, kita dapat menjadi anak-anak Allah. Namun jikalau kita adalah anak-anak-Nya, maka kita harus mau “dibelenggu” oleh kehendak Tuhan, sebab kita bukan lagi milik kita sendiri. Sebab kalau kita tidak memberi diri untuk dibelenggu oleh Tuhan, berarti kita menolak ditebus oleh Tuhan guna menjadi milik-Nya.

Memang mulanya ketika kita “dibelenggu” oleh Tuhan rasanya tidak enak, sebab manusia lama atau kedagingan kita akan memberontak. Tetapi melalui proses pembelajaran atau pendewasaan, kita akan menemukan indahnya hidup dalam pengaturan Tuhan. Cepat atau lambat kita akan bisa menikmati irama hidup dalam pengaturan Tuhan, dan membuktikan bahwa inilah hidup yang berkualitas.

Sejujurnya, di antara kita sebetulnya masih banyak orang yang hidup mengatur dirinya sendiri dengan semaunya, seolah-olah hidup ini adalah miliknya sendiri. Memang dulu sebelum menjadi milik Tuhan, kita bisa berbuat apa saja yang menyukakan hati kita. Kita bebas menggunakan mulut, mata, anggota-anggota tubuh lainnya dan bahkan seluruh milik dan harta kita untuk apa saja. Akan tetapi setelah menjadi anak Tuhan, maka kita tidak bisa tidak harus hidup dalam kendali Tuhan yang menebus hidup kita dari kebinasaan dan menjadi Pemilik hidup kita satu-satunya.

Sering kita tidak menyadari kenyataan ini. Pikir kita menjadi anak tebusan itu tidak memiliki konsekuensi; padahal sesungguhnya kita telah dibeli dan ditebus dengan harga yang termahal, yaitu dengan darah Tuhan Yesus di kayu salib (1 Ptr 1:19). Sangka kita, kalau menjadi anak Tuhan, kita akan memperoleh berkat jasmani yang berlimpah-limpah; padahal setelah menjadi anak Tuhan, kita justru akan menjalani hiduup yang lebih sukar, karena kita tidak bisa lagi hidup suka-suka sendiri. Setelah kita ditebus dan dimiliki oleh Tuhan, sekarang kita harus hidup sesuai dengan apa yang disukai Tuhan. Manakala kita hidup suka-sukanya Tuhan, sesungguhnya kita telah menemukan kebahagiaan sejati.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 2 Oktober 2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *