Dalam hidup kekristenan, kita harus berjuang mencapai pendamaian sepenuhnya dengan Tuhan.
Proyek gereja Tuhan dan seluruh pekerjaan para pelayan Tuhan adalah mendamaikan manusia dengan Allah. Kebenaran ini bukan hanya ditujukan untuk para pelayan Tuhan, tetapi juga untuk jemaat, bahwa kehadiran kita di gereja adalah untuk berdamai dengan Tuhan. Ia tidak bisa disuap dengan nyanyian atau penyembahan kita. Ini bukan berarti nyanyian rohani tidak perlu, tetapi penyembahan dan nyanyian rohani baru diterima-Nya kalau kita sudah berdamai dengan Tuhan.
Janganlah kita pahami kata “pendamaian” secara dangkal dan miskin. Jangan beranggapan, kalau kita sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka cukuplah itu. Langkah tersebut barulah awal dari pendamaian kita dengan Tuhan, sebab pendamaian tersebut bagaikan garis panjang, bukan sekedar sebuah titik. Pendamaian dengan Tuhan merujuk kepada langkah untuk memasuki persekutuan yang semakin dalam dan hubungan yang semakin intim dengan Allah. Itulah sebabnya dalam 2Kor 5:20, Paulus berkata, “Seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami.”
Maka nasihat-nasihat Paulus melalui surat-suratnya yang kemudian diteruskan oleh hamba-hamba Tuhan lewat mimbar gereja ini adalah termasuk upaya untuk berdamai dengan Tuhan. Jemaat harus memperhatikan benar nasihat-nasihat Tuhan melalui hamba-hamba-Nya, sebab melaluinya kita dituntun untuk berdamai dengan Tuhan.
Oleh sebab itu gereja tidak boleh diisi dengan suasana khusuk berliturgi atau euforia perayaan sukacita jiwani yang tidak mengandung nasihat guna kehidupan umat agar dapat berdamai dengan Tuhan. Nasihat-nasihat melalui pemberitaan firman Tuhan menjadi sarana kita berdamai dengan Tuhan, sebab Firman itu adalah kebenaran yang diajarkan (Yoh 17:17). Kita tidak dapat berjalan seiring bersama, seirama dengan Tuhan kalau kita tidak mengerti kehendak-Nya. Mengerti kehendak Tuhan adalah berkat yang melebihi segala berkat jasmani yang bisa kita terima. Itulah kunci untuk memperoleh kelimpahan di dalam Tuhan.
Hidup berdamai dengan Tuhan sepenuhnya adalah puncak tujuan kehidupan, maka kita harus mencapainya. Kekristenan kita harus sampai kepada tingkat ini, oleh sebab itu marilah kita terus-menerus mengoreksi diri dan membereskan diri, senantiasa bertobat apabila kita jatuh, sampai tetap memelihara iman kita, supaya hubungan kita dengan Tuhan semakin harmonis.
Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 29 Mei 2011