Padang Rumput Tuhan

Domba yang mau mengiring Gembala yang Baik hanya mau mendengarkan suara-Nya dan mengikuti jejak-Nya

Jalan yang harus dilakukan untuk menemukan kebebasan dari jerat dunia yang membinasakan adalah keluar dari kandang dan mengikuti Gembala ke padang rumput (Yoh 10:1-10). Untuk bisa menemukan padang rumput tersebut, seekor domba harus mengikuti suara Gembala yang memanggil mereka keluar, kemudian mengikuti sang Gembala (ay. 4-5). Tentunya rumput yang diberikan Gembala Agung adalah rumput Tuhan (ay. 9). Domba yang hilang akan makan rumput di padang rumput yang salah.

Sangat menyedihkan kalau ternyata ada usaha banyak domba (orang Kristen) yang menarik-narik Sang Gembala yang baik (Tuhan Yesus) untuk menuntun mereka ke padang rumput lain, bukan padang rumput yang disediakan Tuhan. Lebih celaka lagi, tidak sedikit orang yang mengaku “gembala” tidak menuntun domba-domba Tuhan ke padang rumput-Nya. Mereka menunjukkan padang rumput lain seolah-olah padang rumput Tuhan. Domba Tuhan yang benar hanya mendengarkan suara Gembala yang Baik, yang mereka kenal, tetapi domba yang sesat bisa tertipu dengan suara “gembala palsu” yang sebetulnya pencuri (ay. 1).

Gembala yang Baik memberikan hidup dalam segala kelimpahan (ay. 10) – maksudnya lebih berkualitas – di rumput Tuhan, dengan melepaskan jerat kecintaan terhadap dunia, tetapi si gembala palsu mengajarkan bahwa kelimpahan dalam ayat tersebut adalah materi. Memang banyak domba yang tertipu dengan rumput palsu, ajaran untuk mencintai dunia dan hidup dengan gaya hidup anak-anak dunia tersebut. Tetapi ini adalah jerat mencintai dunia, penyesatan dari sang pencuri.

Kita harus semakin giat mempelajari apa yang diajarkan Tuhan Yesus dalam keempat Injil dan tulisan para rasul, dan pastilah kita melihat bahwa fokus pengajaran-Nya adalah Kerajaan Surga, perkara-perkara yang di atas. Karena itu berhati-hatilah kepada pengajaran yang menggunakan ayat-ayat Perjanjian Lama tanpa mengerti makna esensinya. Ayat-ayat Perjanjian Lama pada umumnya bernuansa umat yang fokus hidupnya masih kerajaan dunia, belum Kerajaan Surga. Fokus mereka adalah pemenuhan kebutuhan jasmani. Dengan mengenakan ayat-ayat Perjanjian Lama secara harafiah, maka kehidupan kekristenan menjadi seperti anak-anak dunia, sebab pada dasarnya standar agama dan moral Perjanjian Lama adalah seperti standar agama-agama pada umumnya. Sedangkan standar yang dikehendaki Tuhan Yesus adalah kehidupan Tuhan Yesus Kristus sendiri. Paket mengiring Yesus adalah paket mengikuti jejak-Nya: hidup seperti Tuhan Yesus hidup, tidak ada paket lainnya.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 3 Oktober 2010.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *