Menjadi Renungan Setiap Hari

Persembahkanlah yang terbaik bagi Tuhan, karena kita ada hanya karena anugerah-Nya.

Pagi ini mentari kembali menampakkan wajah hangatnya, tetapi mungkin kita tak pernah sempat menikmatinya. Saat kita membuka mata, yang ada di benak kita hanyalah “kerja hari ini”, “karir masa depan”, atau “Aduh… mengapa malam begitu cepat berlalu”. Lalu, dengan harapan semoga tidak terlambat, kita pun bergegas memulai hari kita. Begitu tergesa, begitu sibuk… Di siang hari, matahari memberikan sinarnya yang paling terik untuk kita. Tetapi mungkin kita tidak terlalu menggubrisnya karena terlindung oleh atap gedung. Saat senja tiba, sang surya kembali ke peraduannya, membiarkan rekan penerangnya menemani kerlip bintang.

Namun amat disayangkan, kita pun menganggapnya dekorasi semata. Kalau ada ya baik, kalau tak ada ya tak apa-apa. Suatu kerutinan yang kita anggap memang harus ada. Seandainya, esok pagi saat membuka mata – jika kita masih diberi hidup – akankah kita rindukan sinar terang sang raja siang atau redupnya sang ratu malam?

Bersyukurlah bila hari ini kita diberi kesempatan mengarungi hidup sekejap di dunia ini. Pernahkah kita sadari bahwa detik demi detik hidup kita adalah rahasia Allah? Pernahkah kita renungkan bahwa keberadaan kita hari ini bukan kuasa kita? Kita hanya menjalani apa yang diberikan untuk kita, dengan satu tujuan: hidup lebih berarti lagi.

Hendaknya itu menjadi renungan kita setiap hari sehingga mengingatkan kita akan anugerah Allah atas hidup ini. Apakah kita sungguh-sungguh mengakui hal tersebut? Mungkin sebagian besar kita akan menjawab “Amin”. Lalu yang menjadi persoalan adalah, bagaimana kita mengisi hari-hari hidup kita? Sepantasnya kalau kita meresponinya dengan mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan dalam hidup ini. Apakah “yang terbaik di mata Tuhan” itu? Tidak ada kata lain selain segenap hidup kita bagi Sang Pemberi Hidup – Tuhan Yesus sendiri. Itulah standar harga untuk membalas kebaikan Tuhan. Kesaksian itulah yang dinyatakan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi (Flp 1:21).

Jadikanlah momentum setiap hari untuk berkomitmen meninggalkan cara hidup yang lama, dan menyongsong hari yang baru untuk mempersembahkan segenap hidup kita bagi pekerjaan-Nya di sisa umur hidup kita yang masih diberikan-Nya kepada kita.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 19 September 2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *