Manusia yang Beruntung

Apa gambaran kita mengenai keberuntungan? Coba sebutkan atau gambarkan keadaan seseorang yang dikatakan beruntung. Ketika seseorang hendak menggambarkan keadaan seseorang yang dikatakan beruntung, maka ia akan mendapat kesulitan, sebab sulit untuk menggambarkannya. Seandainya ia dapat menggambarkan, pasti keadaan tersebut tidak akan langgeng atau abadi dan tidak mungkin di bumi ini manusia tidak memiliki masalah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata: “…di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya” (Mat 6:20). Sayang sekali manusia memburu apa yang dianggapnya keberuntungan tetapi ternyata bukan keberuntungan. Ini sama dengan Hawa yang diperdaya oleh ular. Hawa berpikir makan buah yang dilarang Tuhan adalah keberuntungan tetapi ternyata kecelakaan. Betapa tragisnya kalau manusia sebenarnya mencari atau memburu keberuntungan tetapi ternyata mendapatkan sebuah kecelakaan.

Sebenarnya tidak ada keberuntungan sama sekali bagi manusia yang telah jatuh dalam dosa. Keberuntungan hidup adalah ketika seseorang mengenal Tuhan yang benar, menerima keselamatan dalam Yesus Kristus dan bertumbuh dalam keselamatan tersebut sehingga memiliki hati yang mengasihi Tuhan secara dewasa. Keberadaan kita sebagai orang Kristen harus bertumbuh terus sampai memiliki hati seperti ini, dan pelayanan gereja harus memfokuskan jemaat Tuhan kepada hal ini. Inilah yang dikatakan Paulus sebagai mempertunangkan jemaat dengan Kristus (2 Kor 11:2-3).

Dalam proses pendewasaan sebagai anak-anak Tuhan dalam sekolah kehidupan sepanjang umur hidup kita, yang digarap sesungguhnya adalah hati kita. Hati yang diubah terus-menerus melalui proses pendewasaan tersebut menghasilkan “hati yang mengasihi Tuhan”. Hati yang mengasihi Tuhan secara dewasa merupakan tujuan dari pendewasaan tersebut.

Dalam Roma 8:28-29 dapat diperoleh inti rencana Tuhan dalam hidup manusia yaitu hendak menjadikan manusia kembali kepada gambar-Nya, mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya. Tuhan Yesus-lah sebagai contoh kesempurnaan manusia yang diinginkan Bapa di Sorga (Roma 8:29). Inilah yang disebut keselamatan itu. Bila seseorang mengikuti jalan Tuhan ini, maka inilah prestasi terbesar atau tertinggi manusia, yaitu jika apa yang direncanakan Tuhan dalam hidup manusia dapat terwujud. Semua prestasi manusia menjadi sia-sia tanpa memenuhi rencana Tuhan ini. Betapa tragisnya hidup seseorang yang dalam pengembaraan hidup ini hanya memburu apa yang akhirnya sia-sia. Sebagai umat yang terpilih, kita harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang dikehendaki Tuhan ini. Tentu inilah yang harus menjadi inti pelayanan pekerjaan Tuhan.

Hal mengasihi Tuhan ini tidak dapat dituntut atas orang-orang yang tidak mengenal dan tidak percaya kepada-Nya. Mereka tidak mempunyai bagian sama sekali di sini, tetapi orang-orang yang mengenal Tuhan dan mempercayai-Nya tidak bisa tidak harus mengasihi Tuhan. Untuk hal ini setiap anak Tuhan harus bertanya kepada diri sendiri: Apakah aku sudah mengasihi Tuhan dengan benar? Untuk mengasihi Tuhan tidak menunggu orang menjadi sempurna terlebih dahulu. Harus dimulai dari kesediaan mengasihi Tuhan, selanjutnya Tuhan akan menuntun bagaimana mengasihi Tuhan secara dewasa.

Ketika seseorang mengambil keputusan untuk mengasihi Tuhan, maka keputusan itu adalah keputusan yang terbesar dalam kehidupannya. Keputusan ini merupakan perjanjian abadi dengan Tuhan semesta alam. Dalam hal ini dibutuhkan konsistensi untuk sungguh-sungguh memenuhi perjanjiannya dengan Tuhan. Orang yang paling tidak diperhitungkan oleh manusia akan menjadi permata yang sangat berharga di mata Tuhan ketika dia mengambil keputusan untuk mengasihi Tuhan. Tetapi sebaliknya, orang yang paling terhormat di mata manusia menjadi tidak bernilai sama sekali karena ia tidak mengasihi Tuhan.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 18 Januari 2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *