Dorongan yang Benar

Tuhan menginginkan kita berbuat baik kepada sesama bukan karena dorongan kodrat ego kita, melainkan karena Tuhan

Kalau membantu orang lain dalam bentuk keuangan, seharusnya kita melakukannya bagi Tuhan, bukan didorong oleh suatu kepentingan pribadi. Seseorang semestinya membela orang tua dan keluarga bukan karena hubungan darah atau perasaan sentimental, tetapi karena Tuhan (I Kor 10:31). Dorongan hubungan darah dan sentimen merupakan dorongan kodrat ego. Dalam hal ini kita dapat memahami mengapa Tuhan mengatakan, “Jikalau seseorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Luk 14:26). Demikian pula hendaklah kita berbuat baik bagi orang di sekitar kita bukan berdasar supaya dipuji dan dihormati, tetapi karena Tuhan. Kebaikan yang didasarkan pada motivasi ini akan melahirkan keselamatan bagi mereka untuk Tuhan.

Memang faktanya banyak kebaikan yang hanya didorong oleh kodrat ego sendiri, bukan karena Tuhan. Ini karena seseorang memiliki dirinya sendiri. Inilah pemerintahan diri sendiri yang tidak akan menghasilkan keselamatan bagi orang lain, bahkan keluarga sendiri. Semakin banyak yang dilakukan bagi mereka, bisa mengakibatkan mereka semakin binasa. Maka di sini kita harus belajar, apa yang patut bagi keluarga, bagi sesama yang lain atau masyarakat sekitar kita, dan bagi gereja. Biasanya, untuk keluarganya orang bisa berbuat tanpa batas, tetapi bagi pekerjaan Tuhan sangat terbatas.

Bila kita sudah bisa menafkahi keluarga secara pantas, seharusnya selanjutnya berpaling kepada kepentingan pekerjaan Tuhan. Kebutuhan keluarga bisa terbatas, tetapi kebutuhan pekerjaan Tuhan bisa tidak terbatas. Namun faktanya orang berpikir kalau uangnya diberikan untuk keluarga tidak ada batasnya, tetapi untuk pekerjaan Tuhan selalu dibatasi. Orang-orang seperti ini biasanya memberhalakan keluarga.

Keluarga memang objek yang paling dekat yang harus diperhatikan dengan baik, tetapi tidak boleh memberhalakannya. Pemberhalaan inilah yang membinasakan mereka. Misalnya, warisan harta yang diberikan kepada anak tanpa pemahaman akan kebenaran Firman Tuhan akan menghancurkan mereka.

Kalau seseorang sudah melakukan bagiannya bagi orang tuanya, keluarganya, keluarga besarnya, dan masyarakat sekitarnya, maka pasti ia akan melakukan pembelaan bagi pekerjaan Tuhan dengan sikap hati yang benar. Tetapi kalau seseorang belum memenuhi bagiannya bagi sesamanya, apa yang dilakukan bagi Tuhan di gereja pasti dengan sikap hati dan motif yang salah.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 27 Juni 2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *