Jangan Ceroboh

Ketika surat ini ditulis, konflik Gaza antara tentara Israel dan milisi Hamas sudah memasuki hari ke-12. Operasi militer Israel yang selama 13 hari ini sejak tanggal 27 Desember 2008 diberi nama “Cast Lead”, telah menewaskan lebih kurang 689 warga sipil, 220 di antaranya adalah anak-anak di bawah umur 17 tahun. Lebih dari 3000 orang telah mengalami cidera. Perang sangat kejam. Tidak lagi mengenal dan memuat perikemanusiaan sama sekali. Walau Israel berusaha untuk memperkecil korban di antara penduduk sipil, tetapi kenyataannya banyak penduduk sipil yang menjadi korban, dan jumlahnya akan semakin meningkat mengingat tidak ada tanda-tanda Israel menghentikan penyerangannya. Dalam perang masing-masing pihak akan mengklaim bahwa dirinya yang paling benar, paling memiliki alasan mengapa senjata diletupkan. Perang tidak pernah membedakan jenis kelamin, usia, pelaku perang, pejuang atau warga sipil, anak-anak atau orang dewasa. Banyak anak-anak yang trauma atas kejadian perang tersebut, sehingga mereka mengalami ketakutan apabila ada di tempat gelap, tidak mau makan, gampang histeris, dsb.

Kondisi ini benar-benar menyedihkan. Manusia tidak dapat menghindarkan diri dari fakta yang sedang dan akan berlangsung dalam kehidupan manusia. Tuhan Yesus sendiri menubuatkan bahwa di akhir zaman bangsa akan bangkit melawan bangsa, kerajaan atau negara akan bangkit melawan kerajaan (Mat 24:7-8). Oleh sebab itu sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak perlu bingung, gentar dan takut. Di hari-hari depan, dunia masih akan menyaksikan berbagai perlombaan senjata, konflik antara pemerintahan dan negara, terorisme, dsb. Hal ini dikemukakan bukan bermaksud untuk menakut-nakuti jemaat Tuhan, tetapi inilah fakta yang akan kita semua hadapi, oleh sebab itu kita patut berjaga-jaga.

Seperti yang telah dikemukakan pada surat gembala sebelumnya, bahwa kita harus memiliki sikap berjaga-jaga. Sikap berjaga-jaga berarti suatu usaha untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan dan mengembang- tumbuhkan atau membuatnya semakin berkualitas. Menyadari hal ini maka setiap orang harus selalu memiliki kedekatan dan perdamaian dengan Tuhan yang di atas (vertical). Tidak boleh ada satu saat pun kita dalam keadaan tidak harmonis dengan Tuhan. Ini sebuah kecerobohan yang sangat beresiko. Karenanya Alkitab berkata: “Perhatikanlah bagaimana kamu hidup… janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” (Ef 5:15-17). Kata bodoh di Efesus 5:17 adalah afrones yang dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan imprudent yang bisa berarti tidak hati-hati atau tidak sopan. Kata ini juga berarti “ceroboh”.

Ketidakharmonisan hubungan antar dua pribadi disebabkan oleh karena tidak ada pengertian keduanya atau salah satu. Janganlah kamu bodoh, jangan tidak sopan, jangan tidak hati-hati atau ceroboh tetapi hendaklah kamu mengerti atau memahami kehendak Tuhan. Kata mengerti di Efesus 5:17 adalah suniete yang berarti understanding atau pengertian. Setiap kita hendaknya belajar dan benar-benar berusaha untuk mengerti kehendak Tuhan. Supaya kita bersikap pantas atau sopan di hadapan-Nya. Hal ini sama artinya dengan takut akan Tuhan.

Orang yang menyadari bahwa ia berjalan di tepi tebing tidak akan berlaku ceroboh. Ia akan berusaha membangun hubungan harmonis dengan Tuhan dan tidak akan membiarkan dirinya tenggelam dengan kesenangan sendiri (Luk 12:19-20; 16:19-23; 16:27-28: kemungkinan besar orang kaya yang mati ini mati pada usia muda, buktinya ia masih memiliki ayah dan semua saudaranya tinggal dalam satu rumah). Hanya orang yang menggunakan waktunya setiap saat membangun hubungan harmonis dengan Tuhan yang akan menjadi seorang yang tidak bercacat dan tidak bercela. Hasil inilah yang sebenarnya dikehendaki Tuhan. Bukan kesucian setengah-setengah, bukan pengabdian setengah-setengah, bukan kasih setengah-setengah, tetapi sepenuhnya bagi Tuhan (Mat 22: 37-39). Tuhan tidak akan memberi tempat kepada orang yang setengah-setengah.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 11 Januari 2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *