Goncangan

Ibrani 12:25-29

Tentulah kita percaya bahwa janji Tuhan adalah ya dan amin. Dalam ayat 26 dijelaskan tentang janji Tuhan, janji Tuhan ini banyak orang yang tidak suka dan janji Tuhan itu ialah goncangan. Goncangan yang terjadi di akhir zaman ini sesungguhnya adalah janji Tuhan buat kita. Pada prinsipnya janji Tuhan mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Janji Tuhan tidak cuma disampaikan kepada kita begitu saja tetapi menurut II Petrus 1:4 dijelaskan bahwa janji Tuhan yang besar dan tidak tertandingi itu mempunyai tujuan. Tujuan yang pertama adalah: Untuk membuat kita bisa mewarisi kodrat atau sifat Ilahi. Janji Tuhan mempunyai tujuan supaya kita mewarisi kodrat atau sifat-sifat ilahi, supaya dari kehidupan kita orang akan melihat inilah sifat yang sebenarnya dari Tuhan. Tujuan yang kedua dari janji Tuhan adalah supaya kita meninggalkan hawa nafsu yang membinasakan kita. Firman Tuhan berkata bahwa orang yang beriman mengalahkan dunia. Dengan tujuan itulah maka Alkitab berjanji kepada kita bahwa Tuhan akan mengadakan goncangan dan goncangan itu jelas mempunyai tujuan juga. Apa tujuannya? Tujuannya jelas ditulis dalam ayat 27 bahwa tujuan dari goncangan tersebut supaya yang tinggal pada kita hanyalah hal-hal yang tidak tergoncangkan dan semua yang gampang digoncangkan dalam hidup kita harus berguguran. Tentunya kita pernah melihat pohon yang daunnya sudah kering, cara terbaik untuk membersihkan daun keringnya iaiah digoyang pohonnya, dikasih angin yang keras. Dalam kehidupan ini kadang-kadang perlu ada goncangan untuk membuat yang tinggal dalam hidup kita hanyalah perkara-perkara yang kekal. Tahukah kita bahwa di dalam kita ada perkara yang kekal? Di dalam kita ada Yesus Kristus, adakah yang lebih hebat dari itu? Kadang kala kita mendekati kehidupan kerajaan kita, kehidupan kekristenan kita dengan cara sangat agamawi, kita mau ada hal yang dari luar datang kepada kita untuk mengubah kehidupan kita oleh karena itu yang kita dengar, kita minta jamahan dari luar, kita minta sentuhan dari luar, transformasi kita butuh sesuatu yang dari luar, padahal sebenarnya di dalam kita tersedia perkara yang kekal yang tidak tergoncangkan. Ditulis dengan jelas bahwa tujuan dari kegoncangan ini, supaya yang tinggal dalam kita adalah kerajaan yang tidak pernah tergoncangkan, tidak pernah dapat digoyahkan. Ayat 27 mengatakan bahwa tujuan kegoncangan sebenarnya supaya menyingkapkan kerajaan Allah di dalam kita, supaya orang bisa tahu bahwa kita adalah putra-putri kerajaan, supaya orang tahu hahwa kita adalah orang-orang yang hidup dalam kerajaan Allah. Yesus berkali-kali katakan barang siapa percaya kepada-Ku, kerajaan Allah datang kepadanya, kalau karya Roh Kudus beroperasi dalam kehidupan kita, kerajaan Allah datang dalam kehidupan kita.

Pertanyaan yang penting dalam hidup kita adalah apa arti hidup dalam kerajaan Allah? Pemahaman agama berpikir bahwa kerajaan Allah sama dengan sorga, bahwa nanti di sorga sana baru Tuhan memerintah dalam kehidupan kita. Kerajaan Allah ada di bumi ini. Yesus mengatakan berkali-kali kalau Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Kudus maka kerajaan Allah telah datang kepadamu. Jangan kita mencari kerajaan Allah di sana dan di sini sebab kerajaan Allah ada di dalam kita. Di dalam kita ada kerajaan tetapi pertanyaannya: Apa itu kerajaan? Kerajaan itu adalah gaya hidup kita, gaya hidup kerajaan Allah. Itulah yang Yesus ajarkan di dalam Injil yang Ia bawa dalam kehidupan kita. Dia mengajarkan kepada kita gaya hidup kerajaan, gaya hidup yang menunjukkan bahwa kita adalah anak Raja di atas segala raja, bahwa kita semua memiliki mentalitas raja. Alkitab memberi penjelasan bagi kita bahwa kita memiliki kerajaan yang berdiam di dalam kita dan kerajaan ini menurut Ibrani 12:27 adalah kerajaan yang tidak tergoncangkan, kerajaan yang tidak bisa digoncangkan itulah yang kemudian terekspos muncul artinya di akhir zaman ini merupakan zaman kerajaan Allah. Tuhan persiapkan kita untuk masuk pada hal tersebut. Tuhan datang ke dunia ini supaya kerajaan Allah menutupi bumi dan Dia mengajar kepada kita jika kita berdoa dan meminta kepada Dia, mintalah supaya datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Pola hidup seperti apakah hidup dalam kerajaan Allah itu? Pola hidup yang menjadikan Yesus sebagai Raja. Menjadikan Yesus sebagai Raja merupakan ide penting sekali dalam Perjanjian Baru. Kita tidak hanya sekedar menjadikan Yesus sebagai juruselamat dalam hidup kita, Dia bukan cuma penyembuh kita, Dia bukan cuma jadi Jehovah Jire yang mencukupkan kebutuhan kita, Dia bukan datang untuk mengurus sampah-sampah kehidupan ini, tetapi Dia datang untuk menjadi Raja atas kehidupan kita. Yesus Kristus yang disebutkan bukan hanya sebagai Raja tetapi Dia adalah Raja yang tertinggi. Apakah Yesus adalah Raja yang tertinggi dalam kehidupan kita? Tahun-tahun ini akan diisi ulang, sekarang akan kelihatan apakah seorang anak Tuhan, hamba Tuhan atau orang Kristen yang percaya pada kerajaan Allah akan hidup untuk menjadikan Yesus sebagai Raja, akan kelihatan betul dalam kehidupan mereka dari reaksi-reaksi mereka. Yang Tuhan mau adalah Dia Raja yang tertinggi dalam hidup kita. Bukan uang kita, bukan nama baik kita tetapi prioritas utama bahwa Dia adalah Raja dan Dia adalah penguasa tunggal dalam kehidupan kita. Apa yang Dia katakan harus terjadi, apa yang Dia sampaikan akan terlaksana sebab Dia adalah Raja. Menjadikan Yesus sebagai Raja akan mengubah prioritas yang kita miliki. Sudah saatnya kita taat kepada Tuhan lebih dari apapun. Dia adalah Raja dan kalau Dia adalah Raja, Dia mengendalikan segala sesuatu, Dia punya kedaulatan mengendalikan apapun di dalam dunia ini, ini berarti tidak ada satupun yang terjadi pada kita di luar kendalinya Tuhan. Dia mengendalikan apa saja dalam dunia ini. Orang yang hidup di dalam kerajaan Tuhan, orang yang hidup di bawah pemerintahan Raja di atas segala raja ini, mereka tidak hidup reaktif dalam arti ada apa-apa langsung bertindak. Reaktif artinya kita bertindak berdasarkan tekanan dari luar. Harusnya sebagai orang percaya, ada sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, kita tidak reaktif tetapi menjadi tenang. Tidak sembarang bicara, tidak sembarang sampaikan sesuatu tetapi tunduklah kepada Tuhan. Marilah, kalau kita menjadikan Dia Tuhan, dengarkan apa yang Dia katakan, bukan ikuti desakan apapun. Ikutilah tuntunan yang dari dalam sebah Dia memerintah dari dalam kita karena Dia tidak memerintah dari luar kita. Mentaati Tuhan adalah hal yang paling mudah dalam kehidupan ini dan kunci mentaati Tuhan dalam kehidupan kita adalah penuhi diri kita dengan firman Tuhan. Dalam Ibrani 12 dikatakan: Baiklah kita memperhatikan dengan sungguh-sungguh firman yang datang kepada kita. Firman itu penting dalam hidup kita, taatilah firman Tuhan, penuhilah diri kita dengan firman Tuhan.

Apa yang Tuhan akan goncang itu akan mengubah cara ibadah kita. Dalam ayat 28 dikatakan: “jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.” Goncangan ini akan mengubahkan dan memurnikan ibadah semua orang percaya dan semua itu akan dimulai dari diri kita. Jadi bagaimana dengan kita? Ibadah kita termurnikankah? Untuk ibadah yang benar, tidak ada kata lain, pendekatannya adalah api. Goncangan itu sedang datang dan memurnikan hidup kita supaya yang tinggal dalam hidup kita adalah perkara-perkara yang kekal yaitu karakter ilahi. Mari buang semua dosa, kejahatan, kemunafikan karena semua yang terselubung akan tersingkapkan dalam waktu dekat ini. Biarlah kita hidup penuh dengan kemenangan dalam goncangan-goncangan sebab goncangan ini akan memurnikan kita. Tuhan berjanji bahwa goncangan akan terjadi tetapi goncangan ini bertujuan memurnikan kita dan menjadikan kita seperti yang Tuhan kehendaki.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 6 November 2011