Benarkah Tuhan Berkuasa?

Kita percaya bahwa Tuhan berkuasa atas langit dan bumi tetapi sudahkah kita mengizinkan Dia berkuasa sepenuhnya atas hidup kita?

Tahukah saudara setelah kita menjadi umat pilihan-Nya kita diajar menyelenggarakan hidup sesuai dengan kehendak-Nya? Ini adalah masalah yang sukar! Kesukarannya terletak pada kita yang hakekatnya memiliki kecenderungan tidak mau diatur oleh siapapun, karena kita mau mengatur diri sendiri. Kitalah yang menjadi tuhan atas diri kita. Seluruh wilayah hidup kita adalah daerah yang tidak rela kita lepaskan kepada siapapun, juga kepada Tuhan. Kecenderungan ini bisa merupakan watak dasar yang dimiliki oleh nenek moyang kita, seperti yang digambarkan dalam Kejadian 3. Sebelum kita menjadi umat pilihan Tuhan yang benar, kita bertahta atas diri kita sendiri.

Hal ini adalah wajar dalam kehidupan setiap manusia yang berkeadaan sebagai pemberontak yang mewarisi watak nenek moyang, tetapi setelah kita menjadi umat Tuhan kita harus merelakan tahta itu untuk Tuhan. Menyerahkan tahta kepada Tuhan adalah bagian yang paling berat dan sukar.

Untuk mempercayai Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat dan menjadi orang Kristen adalah hal yang mudah. Mengakui Tuhan sebagai sumber berkat dan tempat perlindungan juga mudah, tetapi ketika harus menyerahkan kendali kehidupan kepada-Nya adalah hal yang sukar. Inilah sukarnya menyelenggarakan kehidupan sesuai dengan kehendak-Nya. Itulah sebabnya dalam doa Bapa Kami Tuhan Yesus mengatakan: “Datanglah Kerajaan-Mu jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Kalimat ini menunjukkan bahwa kita harus hidup dalam pemerintahan Allah. Hidup kita harus digerakkan oleh kesadaran bahwa ada Allah yang hidup yang berhak mengatur kehidupan setiap individu. Bila seseorang sadar akan hal ini maka ia akan belajar hukum Tuhan untuk tunduk di bawah pengaturan-Nya. Ia sadar bahwa tidak ada daerah tak bertuan dalam hidup ini. Semua daerah bertuan dan tuannya adalah Tuhan Yesus Kristus, Tuhan semesta alam, Allah Israel.

Kita harus mengakui bahwa Allah adalah Tuhan di atas segala tuan, penguasa alam semesta dan tidak ada sesuatu atau seseorang yang dapat disamakan dengan Dia. Allah harus diakui sebagai Penguasa satu-satunya yang harus dipatuhi. Dalam hal ini harus disadari kalau Tuhan memberikan hukum-hukum-Nya bukan semata-mata supaya hati Tuhan disenangkan dengan hukum-hukum yang dibuat-Nya untuk ditaati manusia. Tetapi landasan pertama adalah agar manusia hidup dalam moral-Nya, karena manusia tidak akan memiliki kehidupan yang berkualitas tanpa hidup di dalam moral-Nya.

Kalau kita mengakui Allah adalah Penguasa kita, Tuan kita yang kita junjung tinggi dengan segala kehormatan, maka kita dengan rela akan sukacita melakukan segala kehendak-Nya. Menuruti hukum-Nya dengan setia secara berkesinambungan adalah ibadah kita yang sejati dan yang dikehendaki Allah (Am 5:24; Roma 12:1-2). Ketidaktaatan kita kepada Tuhan yang menyebabkan kita tercemar dan dan kecemaran ini akan memisahkan kita dengan Tuhan. Di sini hubungan kita dengan Tuhan menjadi tidak harmonis (Yes 59:1-3). Oleh sebab itu, hal melakukan hukum Tuhan hendaknya tidak diterima bukan sekedar sebagai kewajiban tetapi sebagai kebutuhan.

Coba saudara ingat-ingat kembali selama tahun 2009 sudahkah saudara membiarkan Tuhan Yesus menjadi Tuhan yang berkuasa sepenuhnya di dalam hidup saudara? Dalam 365 hari yang telah saudara lalui tersebut, sudah berapa banyak hari-kah yang telah saudara berikan kepada Tuhan Yesus untuk menjadi Tuhan yang berkuasa penuh atas hidup saudara? Sekarang di tahun 2010 yang baru ini maukah saudara mengizinkan Tuhan berkuasa penuh atas hidup saudara?

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 3 Januari 2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *