Yesus Dihukum Mati

Yohanes 19:1-12

Iman Kristen harus mempertanyakan mengapa orang sebaik Yesus disalib. Padahal dalam karya-Nya, Ia mengubah air menjadi anggur, membangkitkan orang mati, mencelikkan mata orang buta, menyembuhkan orang kusta, mengajar dengan baik. Ia bukan perampok, bukan penjahat, bukan pembunuh, kenapa Ia disalib? Mengapa orang sebaik itu diperlakukan seperti itu? Hal ini hanya mengajar kita untuk melihat ketidakadilan dalam dunia yang kita hidupi. Yesus minoritas pada jaman itu, yang mayoritas itu berteriak: “Salibkan Dia, salibkan Dia, bebaskan Barabas.” Barabas itu adalah kepala perampok, sudah jelas ia adalah penjahat akan tetapi mayoritas atau banyaknya suara menuntut bebaskan Barabas dan salibkan Yesus.

Mengapa orang sebaik Yesus disalib? Kita perlu bertanya agar iman kita menjadi baik, wawasan kita menjadi baik, cara mengerti dunia lebih komprehensif. Sebab orang Kristen di zaman post modern ini harus mempunyai pemikiran yang lebih canggih. Mengapa orang sebaik ini disalib? Apa maksudnya? Cara menjawab tentang hal ini bisa berbagai cara. Cara pertama adalah jawaban dari perspektif dunia. Kalau disuruh dunia menjawab, dunia akan menjawab dengan dua jawaban.

Pertama, Yesus disalib karena kuasa, Yesus mati karena Ia berkuasa. Dia mengajar ada kuasa-Nya, Dia menyembuhkan orang sakit ada kuasa-Nya, membangkitkan orang mati ada kuasa-Nya, Dia ketemu anak-anak Dia berkata: Biarkan mereka datang kepada-Ku, dengan wanita tuna-susila Dia bisa duduk melayani mereka, dengan tokoh agama Dia menerima mereka, imam-imam kepala melihat orang ini berkuasa jikalau Dia tetap hidup maka tidak ada satupun umat yang akan mencari mereka, Dia harus dibunuh. Yesus mati karena kuasa.

Kita coba lihat di zaman sekarang dimana bisa ditemukan pendeta yang punya kuasa penyembuhan ilahi yang bisa membangkitkan orang mati. Yang menyembuhkan kanker itu banyak akan tetapi yang diberikan kuasa untuk membangkitkan orang mati hampir tidak pernah kita dengar. Yesus mati karena Ia berkuasa, karena tokoh Militer, Presiden, orang-orang yang sudah mati, mereka juga mau hidup, pihak oposisi tidak mau ia hidup, bukan mematikan yang mau dihidupkan tetapi mematikan yang bisa memberikan sumber kehidupan. Di kayu salib juga tertulis Raja orang Yahudi, Raja identik dengan kuasa.

Dari salib kita menemukan hikmat yang banyak, kita dapat menggali supaya dari salib itu menjadi suatu cara pandang melihat seluruh dunia yang kita hidupi. Yesus mati karena Ia berkuasa, kuasa itu adalah pemberian Tuhan. Kuasa itu Tuhan anugerahkan bagi manusia. Di satu sisi menjadi berkat dan di sisi lain adalah bola panas karena manusia itu cenderung ingin mengekspresikan kuasanya. Kuasa itu candu, ketika kita sudah mendapatkan kuasa, waktu kuasa itu terancam keberadaannya, kita bisa lupa bahwa sebenarnya kita adalah orang Kristen. Apakah kuasa di bidang politik, pemerintahan, gereja atau pun perusahaan, waktu ada orang yang lebih kompeten atau lebih hebat dari kita, kita sudah mulai merasa terancam. Waktu kita menemukan kelemahan dia, kita lupa bahwa kita adalah orang Kristen kita mengambil langkah untuk terus menyerang dia supaya dia jatuh dan kita tetap bertahan. Kuasa itu diinginkan oleh kita akan tetapi kalau kita salah menggunakannya itu akan menghancurkan diri sendiri.

Kedua, dunia menjawab mengapa orang Yesus di salib? Yesus disalib karena uang. Yudas menjual Tuhan karena uang, demikian juga orang korupsi karena uang. Paulus berkata kepada Timotius: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” Uang itu bahaya, sama halnya dengan kuasa. Yudas berani menjual Tuhan karena uang. Kalau kita tidak bijak dan tidak pintar, hanya karena oleh sejumlah uang, semua kebenaran yang kita pelajari lenyap dan pendeta pun bisa jatuh dalam hal seperti itu. Karena itu kita harus berhati-hati. Uang itu berisiko. Uang itu sangat berbahaya, kalau sudah punya kuasa pasti memiliki harta. Cara mendapatkan uang keliru atau cara mendapatkan uang tidak benar paling besar sumbernya adalah judi dan kalau sudah demikian orang hidupnya pasti hancur. Kalau sudah punya kuasa, kalau sudah punya uang, ujung-ujungnya adalah seks. Ketiga dimensi ini saling berkaitan. Ketiga hal ini kalau kita sudah kuasai maka amanlah hidup kita.

Sebenarnya apa maksud Tuhan mengorbankan segala-galanya dari diri-Nya, harga diri=Nya, kemuliaan-Nya, wibawa-Nya dirobek-robek orang, sampai tidak mengenakan pakaian, diarak-arak sampai dipermalukan sedemikian, apa maksud Tuhan dalam hal ini? Sebenarnya Tuhan ingin mengajar kepada kita bahwa dunia yang kita hidupi ini tidak adil. Yesus mengalami semua itu untuk memberitahukan kepada kita bahwa dunia yang kita hidupi adalah tidak adil. Dia berkata: “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu.” Memang dunia yang kita hidupi ini adalah demikian supaya kita mengerti arti hidup ini. Yesus sudah tahu kehidupan akan seperti itu, Dia melewati satu persatu untuk mengajar kita. Yesus mau kita mengerti hidup ini, semua dimensi hidup kita harus dipahami lewat salib Tuhan. Segala penderitaan yang kita alami dalam hidup ini baru hal biasa, Tuhan sudah melewati itu semua. Hadapi banyak hal jangan menjadi orang yang merasa bahwa Tuhan tidak ada bersamaku. Boleh ada air mata, boleh ada senyum, boleh ada kesulitan, bisa tertipu orang, bisa kehilangan tetapi Yesus itu segala-galanya, harta yang tak ternilai yang tidak bisa didapat dengan cara kita, inilah yang disebut anugerah.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 21 April 2019