Ibadah yang Benar di Hadapan Allah

Maleakhi 3:13-18

Selamat Hari Minggu! Tentu saat menerima warta jemaat ini, saudara berada di dalam gereja HKBP Rawamangun. Saudara mau beribadah bukan? Saudara mau mendengar firman Tuhan bukan? Mau menyanyikan lagu pujian bukan? Pertanyaan untuk saudara renungkan sekarang adalah, adakah yang terbawa dalam benak atau pikiran saudara saat mendengar khotbah? Adakah sesuatu yang bergerak di hatimu sebagai buah dari kedatanganmu hari ini beribadah di gereja kita? Atau kehadiranmu di gereja hanyalah kebiasaan saja? Ini yang sebaiknya kita renungkan setiap kita beribadah kepada Tuhan.

Kita memang hadir di gereja setiap Minggu. Untuk apa? Untuk mengisi jadwal kah? Atau untuk tidak apa-apa? Kita memang berdoa saat beribadah tapi apa yang kita sebutkan dalam doa kita itu? Supaya Tuhan membalaskan sakit hati kita kepada orang lain? Kita memang berdoa tapi doa kita seperti angin lalu saja di hati kita. Kita memang bernyanyi pujian. Akan tetapi saat bernyanyi kita memegang HP kita lalu kita chat dengan teman kita. Kita bernyanyi sambil tersenyum karena membaca status teman kita. Inikah ibadah kita? Kita memang mendengar firman Tuhan yang dibaca dan dijelaskan pengkhotbah. Akan tetapi bukannya kita mendengar isi khotbah, malah kita mengomentari khotbah tersebut seakan kita lebih mahir dari pengkhotbah tersebut. Bukan perubahan kita yang terjadi, malah ketegaran hati kita yang makin kuat. Ibadah seperti itu yang umum terjadi di kita sekarang sehingga kita sering merasa tak ada gunanya beribadah. Tak terasa ada yang berubah. Kita tidak berubah. Kita tetap seperti kemarin. Yang berubah hanya waktu. Lalu kita mengomel, untuk apa beribadah. Toh yang jahat tak kunjung dihukum. Malah makin menjadi-jadi. Hukum sebab akibat sepertinya tidak jalan. Malah sebaliknya yang terjadi, yang jahat semakin makmur; yang baik semakin terdesak, tak bisa berbuat apapun, sehingga kita berkomentar: Lebih baik jadi orang jahat karena ditakuti daripada orang baik diremehkan.

Saudara Umat Tuhan! Sekarang pertanyaan untuk kita adalah, apakah kita beribadah karena ada yang mau kita peroleh? Apakah kita ke gereja untuk “mengumpan” Allah supaya mau memberkati kita? Firman Tuhan hari ini baiknya kita gunakan untuk mengingatkan kita. Tuhan mengingatkan kita untuk mematuhi semua perintah-Nya. Tuhan mengharapkan kita untuk selalu dengar-dengaran akan firman-Nya, sehingga kita mengetahui apa yang harus kita lakukan di dalam setiap momen yang kita alami. Mari kita camkan yang tertulis dalam Yak. 1: 27 “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” Dengan demikian ibadah yang sejati yang harus kita lakukan adalah ibadah yang ada hubungannya dengan kehidupan: Menolong orang yang berkesusahan; Membantu orang yang berkekurangan; Memperhatikan orang yang menderita. Sesudah itu anda lakukan, maka datanglah ke gereja. Anda akan rasakan betapa baiknya Tuhan itu kepadamu. Namun jika anda datang ke gereja tanpa pernah melakukan kegiatan sosial kepada sesamamu, maka yang terjadi dalam dirimu adalah pembenaran diri; merasa benar sehingga tidak butuh bantuan orang lain. Sekarang anda pilih mana? Beribadah dengan sukacita, sehingga firman Tuhan yang kamu dengar menyegarkanmu? Maka lakukanlah perbuatan baik. Hatimu akan berbunga-bunga karena yakin Tuhan beserta dan memberkatimu. Selamat beribadah kepada Tuhan. Amin.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 24 Februari 2019