Kasih sebagai Pengikat yang Mempersatukan

Kolose 3:12-14

Bila kita memperhatikan surat rasul Paulus kepada Jemaat Kolose, terlebih pada pasal 3 maka kita menemukan dua kelompok manusia atas perilaku yang berhubungan dengan keimanannva. Manusia yang pertama ialah orang-orang yang hidupnya sangat bertentangan dengan firman Tuhan, dalam hidupnya mereka ini membuahkan perilaku: percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan dan penyembahan berhala (Kol 3:5); marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut (Kol 3:8). Sedangkan manusia yang kedua disebut manusia baru, mereka hidup membuahkan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, pengampunan dan kasih (ay 12-14). Jemaat Kolose menghadapi pertentangan kedua sifat manusia tersebut dan para guru-guru palsu berusaha melanggengkan pola hidup lama tersebut.

Nas yang menjadi khotbah hari ini, adalah ajakan Rasul Paulus kepada orang-orang pilihan Allah, mereka yang telah dikuduskan dan dikasihi-Nya agar mengenakan perlengkapan rohani. Perlengkapan rohani tersebut ialah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran dan kasih.

Saudara, apa yang disampaikan firman ini tidak hanya berlaku bagi jemaat Kolose namun firman ini juga ditujukan bagi kita jemaat Tuhan Yesus, yang telah dipilih dan dikuduskan dengan darah kudus-Nya. Kesadaran sebagai umat ciptaan Allah membawa kita pada pemahaman bahwa kita semua adalah sama di hadapan Tuhan sehingga tidak ada tempat untuk menyombongkan diri. Sebaliknya kita hidup dalam kerendahan hati karena keyakinan bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan yang patut dan harus dikasihi. Jalan kita mengasihi sesama adalah dengan mengenakan kelemahlembutan dan kesabaran. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang kurang berkenan di hati, kita tidak membalaskan dengan kata-kata yang kasar. Bagaimana mungkin seseorang merasa dikasihi bila kita selalu mempertontonkan sikap sombong dan bengis terhadapnya? Bagaimana mungkin kita dapat menjadi saksi Kristus bila kita adalah seorang yang sombong serta tidak mau mengampuni? Manusia baru adalah kepunyaan kita, anak-anak yang telah Dia tebus dari jurang dosa sedangkan manusia lama dengan berbagai kejahatan yang pernah mewarnai kehidupan kita marilah kita tanggalkan.

Banyak sekali godaan di dunia ini yang ingin menarik kita untuk kembali kepada hidup yang lama seperti percabulan/perselingkuhan, tamak materi, tidak pernah merasa puas dan bersyukur dengan apa yang telah dimiliki, kesombongan/arogan atas keberhasilan yang di dapat, dll. Dalam realitas apapun, ketika kita hidup dalam komunitas kecil, menengah maupun besar, perlengkapan rohani haruslah menjadi pakaian yang menegakkan berdirinya komunitas manusiawi dengan nilai-nilai yang rohani. Dengan demikian akan terbentuklah relasi yang sejuk di antara siapapun. Jika belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, pengampunan dan kasih adalah karakter kita dalam kehidupan yang ganas ini maka kelaparan, kesengsaraan, kebencian, keangkuhan, keganasan dan permusuhan secara perlahan akan hilang dari muka bumi ini. Dunia akan menjadi panggung kemuliaan Tuhan, marilah kita memulai dari diri sendiri.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 12 Agustus 2018