Perubahan Pikiran

II Korintus 10:3-6

Pikiran adalah suatu yang luar biasa yang Tuhan ciptakan atau sediakan bagi kita, dan tanpa kita sadari setiap hari dalam kehidupan kita selalu terjadi peperangan di dalam kepala kita. Kalau kita mengatakan bahwa kita adalah orang Kristen yang sudah bertobat cirinya bukan muntah-muntah dalam ibadah, bukan jerat-jerit di KKR tetapi pertobatan yang sejati adalah merubah cara berpikir dari pikiran dunia menjadi pikiran Kristus. Dalam bahasa Yunani disebut metanoia. Serohani apapun kita, sesering apapun kita berpuasa, sesering apapun kita membaca Alkitab, tidak bisa dihindari seorang istri kecewa terhadap suami demikian juga sebaliknya. Pertanyaannya perbuatan kita didasari pada pikiran yang mana? Kalau kita sudah merasa kecewa terhadap pasangan kita, kalau pikiran kita masih dikuasai pikiran dunia, perbuatan kita akan mengikuti infotainment. Kita akan selingkuh, kita akan tuntut pasangan kita dan seterusnya. Tetapi kalau pikiran kita sudah dikuasai oleh pikiran Kristus maka kita akan tetap mengampuni dia, kita akan tetap mengasihi pasangan kita apapun bentuknya.

Ternyata Rasul Paulus sudah memberikan 3 tips untuk kita bagaimana cara kita merubah pikiran kita dari pikiran dunia menjadi pikiran Kristus. Pertama mendengar dan melakukan firman Tuhan. Dalam ayat 3-4, dikatakan: “Kami masih hidup di dunia”, tetapi kata firman: senjata kita bukan senjata duniawi, senjata kita adalah senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng, yang namanya adalah mendengar dan melakukan firman Tuhan. Mendengar dan melakukan firman Tuhan itu adalah hal yang paling luar biasa yang kita bisa lakukan di hari-hari terakhir ini. Jangan hanya mendengar saja. Kekristenan adalah kita belajar sambil kita mengerjakannya. Banyak orang Kristen pergi ibadah seperti pindah dari alam realita di luar ke alam halusinasi di tempat kebaktian. Di tempat kebaktian ada suka cita tetapi selesai kebaktian tetap kepahitan, dendam, marah dan tidak mengampuni. Di tempat kebaktian semua merasa diberkati tetapi selesai kebaktian, credit card tidak mau dibayar, utang tidak mau dibayar akhirnya kita hanya pindah dari alam realita ke alam halusinasi. Ingat, Yesus berurusan dengan kita di alam realita. Kita datang ke kebaktian dengar firman tetapi selesai kebaktian lakukan apa yang kita dengar. Kalau kita mempunyai kebiasaan mendengar dan melakukan maka cara berpikir kita akan berubah.

Kedua disiplin, dikatakan dalam ayat 5: “Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus”. Disiplin dalam kita adalah merubah pikiran dari dunia ke Kristus. Semua perbuatan kita datangnya dari cara berpikir. Disiplin terhadap pikiran kita adalah mengakui bahwa suami adalah pria paling luar biasa yang Tuhan kirim dalam hidup kita. Itu sebabnya Alkitab berkata: “Jangan beri celah kepada Iblis” dalam arti jangan buka pikiran kita kepada pikiran duniawi.

Ketiga taat; dalam ayat 6 dikatakan: “… dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna. Taat artinya melakukan hal-hal yang kita tidak ingin lakukan. Mengampuni orang lain, memberi seperti memberi tumpangan buat orang lain, memberi waktu untuk orang lain, kita buat semua itu karena kita memilih sambil berkata: Tuhan saya mau taat kepada-Mu. Setiap ada ketaatan pasti ada kuasa dan berkat yang luar biasa. Peperangan rohani yang sesungguhnya adalah kalau kita taat kepada Tuhan. ltu sebabnya Setan paling takut dan gentar melihat anak-anak Tuhan yang takut pada-Nya.

Ada satu “oknum” yang selalu mengganggu proses ketiga hal di atas terjadi yaitu kuatir. Kuatir itu oknum bukan teman baik, itu sebabnya jangan kita undang dia untuk hadir dalam pikiran kita. Kekuatiran biasanya akan membuat seseorang tidak dapat membedakan mana masalah, mana dosa. Orang yang karena kuatir, suami tidak berubah akhirnya dia tidak bisa bedakan mana masalah dan mana dosa hanya karena kuatir akhirnya berakhir pada perceraian. Dan orang kalau kuatir, mereka akan membawa diri mereka sendiri ke daerah musuh. Orang karena kuatir, dia membawa dirinya kepada perselingkuhan, membawa dirinya pada hal-hal yang merusak iman. Kekhawatiran juga menimpa Elia ketika ia diancam oleh Izebel karena Elia telah menyuruh membunuh nabi-nabi Baal, hanya karena kuatir Elia ingin bawa dirinya pada kematian yang bukan haknya dan belum waktunya. Dan “penyakitnya” Elia sampai hari ini masih sering terjadi dim ana-mana, karena kuatir orang gantung diri, karena kuatir arang terjun bunuh diri dari mall.

Peta atau denah kalau kita lihat secara baik maka gambarnya akan terekam di pikiran, lalu yang kita ucapkan mulai benar, perbuatan kita mulai benar, kebiasaan kita mulai benar dan kita akan tiba di alamat yang benar. Jadi kita tiba dimana, itu semuanya berasal dari pikiran dan kalau pikiran kita kotor, bicara kita kotor, perbuatan kita kotor, kebiasaan, kita kotor maka kita akan tiba di tempat yang kotor juga. Tetapi kalau pikiran kita positif atau bersih, perkataan kita akan bersih juga, perbuatan bersih, kebiasaan bersih dan tiba di tempat yang bersih juga. Alkitab adalah peta bagi kita, itu sebabnya rajin-rajinlah melihat peta (Alkitab), sehingga terekam dalam pikiran kita, akhirnya menjadi pikiran Kristus, perkataan kita ikuti firman, perbuatan kita ikuti firman, kebiasaan-kebiasaan kita mengikuti firman dan kita akan tiba menurut rencana Tuhan. Orang mengatakan musuh paling besar manusia adalah cara berpikirnya sendiri. Oleh karena itu Yesus selain Ia menyelamatkan kita, Dia ingin memperbaharui cara kita berpikir setiap hari. Percayalah kalau mengikuti Yesus, kasih dari Yesus, kreativitas, ide-ide cemerlang selalu baru setiap hari. Harapkan yang baru selalu, perbaharui cara berpikir setiap hari, dan kalau kita memperbaharui cara berpikir kita sampai kepada pikiran Kristus, maka kita akan tiba di tempat yang luar biasa tahun ini. Apapun cita-cita kita, apapun semua impian kita, Tuhan akan membuatnya berhasil tahun ini asal kita mau merubah cara berpikir kita kepada pikiran Kristus.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 17 Juni 2018