Jalan Hidup

Dalam Lukas 5:37-39 dikatakan bahwa, “Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur.” Pernyataan ini harus kita tanggapi dengan serius. Ini merupakan suatu peringatan! Anggur lama berbicara mengenai cara keberagamaan atau pola keberagamaan yang selama itu telah membelenggu atau mengikat kehidupan rohani orang Yahudi. Anggur lama juga berbicara tentang cara keberagamaan yang nyaman dan tidak menyakitkan.

Ketika Tuhan Yesus berbicara mengenai anggur dan kantong kulit tempat menyimpan anggur, itu konteksnya mengenai cara beribadah dan syariat agama Yahudi. Cara keberagamaan orang Yahudi pada umumnya sama dengan seperti cara keberagamaan yang dimiliki oleh agama-agama lain. Mereka telah menikmati cara keberagamaan itu selama beratus-ratus tahun. Bagi mereka agama itu nikmat, nyaman, menguntungkan dan tidak menyakitkan. Dan itulah yang dimaksud Tuhan Yesus sebagai anggur lama.

Pernyataan Tuhan Yesus itu mengisyaratkan betapa sukarnya mengubah gaya hidup keberagamaan orang-orang Yahudi dengan kebenaran Injil Kristus. Bagi kita, ayat ini menyuruh kita untuk tidak menggantikan kekristenan dengan pola hidup keberagamaan. Jika kekristenan sampai menjadi suatu keberagamaan, maka kekristenan tersebut akan menawarkan sesuatu yang nyaman, tidak menyakitkan, dan menguntungkan bagi pemeluknya. Hal ini sangat bertentangan dengan kebenaran Injil yang Tuhan Yesus tawarkan. Kekristenan yang benar itu menyakitkan karena harus menyalibkan daging dan merenggut kita dari cara hidup orang dunia.

Agama adalah kepercayaan kepada sifat-sifat serta kekuasaan Tuhan dengan ajaran dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan kepercayaan itu. Secara sosiologis, kekristenan pun seperti itu. Tapi dalam kekristenan yang dimaksud dengan kepercayaan itu apa? Lalu yang dimaksud kewajiban dalam kekristenan itu apa? Itulah bedanya antara kekristenan dengan agama. Karena perbedaannya jauh sekali dengan agama-agama yang ada di dunia ini, maka saya mau menegaskan bahwa kekristenan itu bukan agama.

Agama-agama pada umumnya memiliki ritual dan liturgi yang baku, hukum-hukum yang legalistik dan sangat formil. Sedangkan dalam kekristenan hidup umat setiap hari adalah liturgi yang sejati. Tidak ada rumusan hukum syariat yang rumit yang mengatur setiap langkah kehidupan umat. Dalam kekristenan hanya ada satu hukum yang disebut dengan hukum kasih. Dalam agama-agama, peran tokoh agama sangat menentukan tingkat kerohanian jemaat, tetapi dalam kekristenan peran tokoh agama atau hamba Tuhan tidak boleh dominan. Mereka hanyalah alat untuk mengantar jemaat mengenal Tuhan secara pribadi. Selebihnya jemaat harus berusaha sendiri untuk menemukan dan berhubungan dengan Tuhan secara pribadi.

Itulah mengapa kekristenan bukanlah sebuah agama, melainkan jalan hidup yang membawa seseorang kepada Tuhan untuk dapat menikmati kekekalan.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 3 Mei 2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *