Hati-hati dengan Kesukaanmu

Markus 6:14-26

Kita harus menjadi orang Kristen mempunyai mental seorang murid. Hati-hati dengan kesukaan karena manusia umumnya dikendalikan oleh kesukaannya, sehingga kita mengejar kesukaan kita. Padahal kita tahu mayoritas kesukaan kita seringkali menjerumuskan kita. Contoh sederhana kalau kita pergi ke pesta terus di situ ada makanan, pertanyaan apa yang akan kita pilih makanan yang enak atau makanan yang sehat? Kebanyakan kita akan memilih makanan yang enak daripada makanan yang sehat. Dan ukuran makanan yang enak itu dangkal dan hanya untuk mengenyangkan perut kita semata saja. Kita harusnya mengerti bahwa yang enak-enak itu sering menipu.

Sekali lagi ditegaskan bahwa kesukaan kita seringkali menipu dan menjerumuskan kita. Makanya jangan lupa kita bahwa Iblis tidak pernah menggoda kita dari ketidaksukaan kita. Kita harus tahu orang yang tidak suka merokok tidak akan digoda dengan merokok. Iblis datang dari kesukaan manusia. Iblis datang dari hal-hal yang menjadi kesukaan diri kita. Iblis itu sangat licik sekali, sampai banyak pendeta dan gereja banyak yang ketipu. Kalau kita kena penyakit kanker dan memiliki umur 3 bulan lagi bisakah Tuhan sembuhkan? Begitu disembuhkan Tuhan Yesus ada tidakkah sukacita di sorga? Nggak ada. Kalau kita sakit dan sembuh tidak ada sukacita di sorga. Dalam Lukas 17, ada 10 orang sakit kusta datang ke Tuhan Yesus, semuanya sembuh dan hanya 1 orang saja yang datang ke Tuhan serta menyenangkan hati-Nya. Berarti Tuhan Yesus tidak pernah meletakkan sukacita-Nya kepada kesembuhan. Kalau kita disembuhkan dari penyakit kita yang sukacita, Tuhan belum tentu sukacita. Kenapa 1 orang yang kembali itu menyenangkan hati Tuhan? Karena Tuhan Yesus meletakkan sukacitanya pada pertobatannya. Alkitab berkata bahwa 1 orang bertobat maka seisi sorga bersukacita.

Kalau kita jujur orang-orang di luar Kristen pun akan senang dan bersukacita jika mereka mengalami mujizat, orang yang sakit mengalami kesembuhan. Kristen itu bukan hanya berbicara tentang apa yang tidak kita sukai dengan kata lain berbicara tentang kesukaan Tuhan. Perbedaan Kristen dengan agama lain? Kristen itu agama penebusan, konsekuensi logisnya kalau kita ditebus kita menjadi budak-Nya dan Dia (Yesus) tuannya. Apa yang menjadi pekerjaan budak? Pekerjaan budak itu adalah mengenal-Nya diri dan mengetahui kesukaan-Nya serta melakukan kesukaan-Nya. Kristen itu berbicara pertobatan, perubahan tingkah laku (pemarah menjadi lemah lembut, sombong menjadi rendah hati, penipu menjadi jujur, yang pelit menjadi pemberi, pemalas menjadi rajin dan sebagainya).

Orang Kristen kelihatan di kelakuan bukan pada penyembahan, bukan juga di khotbah. Jagalah hubungan kita dengan Tuhan dengan namanya ketaatan. Jangan pura-pura kita tidak tahu, sebelum kita menyukakan hati Tuhan sudah segala-galanya Tuhan untuk menyukakan hati. kita. Memiliki kekristenan haruslah memiliki standar yang Yesus miliki. Mana yang lebih mengenal diri kita, apa Yesus mengenal diri kita atau diri kita lebih mengenal diri kita? Yesus lebih mengasihi kita atau kita lebih mengasihi diri kita? Apa alasan kita tidak mau taat pada-Nya? Bangunlah ketaatan habis-habisan kita pada Tuhan. Tidak perlu lagi ada alasan karena Yesus lebih mengenal kita daripada diri kita mengenal diri kita. Bahwa kita tidak boleh lebih menyukakan kesukaan kita daripada kesukaan Tuhan. Kita harus dikendalikan oleh kesukaan Tuhan.

Dalam Alkitab ditulis bahwa Yesus lebih dikenal sebagai Yohanes Pembaptis, Elia, Nabi yang lainnya (Markus 6:15), siapa yang berbicara ini? Herodes. Herodes berbicara itu dengan kelegaan bukan dengan ketakutan. Maka kenapa ini kelegaan? Perhatikan baik-baik ayat 17″…berhubungan dengan peristiwa Herodias istri Filipus…”, relasi paling sakral di mata Tuhan adalah relasi suami istri. Ini adalah lembaga yang pertama Tuhan ciptakan di bumi. Orang Kristen itu tidak boleh bercerai. Ada permintaan yang penting untuk dapat kita lakukan yaitu sebelum kita mati, kita bisa lakukan apa yang Tuhan suka dalam hidup ini. Ayat 18 “Karena Yohanes pernah menegor Herodes…”, Herodes ditegur oleh Yohanes Pembaptis dengan sangat tegas menolak dosa seperti itu. Hamba Tuhan tidak boleh segan dengan orang kaya dan pejabat. Kalau orang kaya dan pejabat berdosa Hamba Tuhan harus dengan tegas menegurnya. Ayat 19 “Karena Herodias menaruh dendam pada Yohanes…”, siapa yang dendam dan ingin membunuh Yohanes Pembaptis? Yaitu akarnya Herodias. Herodias ini mempunyai dosa turunan dari tante Potifar (nenek moyang dari tante girang). Herodias terus-nenerus menggoda Herodes. Ayat 20, Herodes sebenarnya melindungi Yohanes Pembaptis karena ia adalah orang benar. Yohanes Pembaptis itu orang yang hidupnya sederhana, yang makanannya belalang dan madu. Pakaiannya terbuat dari kulit binatang. Dia tinggal di padang gurun. Kalau kita lebih segan dengan orang kaya dan pejabat maka kita lebih rendah dari Herodes. Herodes segan dengan Yohanes Pembaptis karena ia hidup benar dan suci. Dia (Herodes) melindunginya habis-habisan. Ayat 20b, betapa jeleknya rohani sekarang senang kesembuhan tetapi tidak senang membaca Alkitab dan sebagainya. Herodes mempunyai 3 hal yang positif yaitu dia segan dengan orang benar, orang suci dan suka mendengar teguran Firman Tuhan dari Yohanes Pembaptis walaupun keras. Apa yang positif dari Herodes menyentuh kesukaan dari Tuhan? Tidak. Herodes segan dengan orang benar tapi tidak suka menjadi orang yang benar. Herodes segan dengan orang suci tapi tidak suka menjadi orang suci dan bertobat. Suka mendengar firman Tuhan tetapi tidak suka menjadi pelaku firman Tuhan. Betapa jauhnya kita dari kesukaan Tuhan jangankan menjadi pelaku firman Tuhan, baca kitab suci pun kita tidak menyukainya. Yang keren di mata Tuhan bagi kita itu tidak keren. Akhirnya kesukaan itu mengendalikan Herodes. Ayat 22, kita boleh menyukai sesuatu tetapi tidak boleh melampaui Tuhan yang membuatnya.

Orang tidak tahu apa yang dilakukan orang-orang yang meninggalkan Yesus, menyedihkan bagi dia, menyakitkan bagi dia yang akhirnya memiliki kesedihan yang kekal tiada selesainya. Herodes pun berakhir dengan kesedihan. Ayat 24, yang diminta oleh Herodias melalui anaknya yaitu kepala Yohanes Pembaptis. Ayat 25, “aku mau”, Herodes takut dengan anaknya. Khotbahlah kebenaran walaupun itu menyakitkan. Orang Kristen jangan bilang “aku mau” tetapi bicaralah apa yang “Tuhan mau”. Hal ini berbicara tentang kesukaan dari orang Kristen. Kita bangun ketaatan karena kita tinggikan Tuhan mau. Kita melakukan kebenaran itu bukan soal bisa tidak bisa tetapi mau tidak mau. Karena berbicara tentang kesukaannya. Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita harus menjadi orang yang menyukai hal-hal yang disukai oleh Tuhan. Amin.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 23 Februari 2020