Berkat atas Rumah Tangga

Mazmur 127:1-5 & Yohanes 2:1-11

Mazmur 127 merupakan rentetan dari nyanyian ziarah yang dimulai dari Mazmur 120-134. Nyanyian ziarah di sini yaitu nyanyian yang dinyanyikan oleh umat Israel pada waktu mereka berziarah ke Bait Allah. Nyanyian dalam Mazmur ini adalah nyanyian ziarah orang Israel menyangkut kehidupan keluarga atau rumah tangga. Dikatakan: Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya. Dalam hal ini dapat juga dikatakan, jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah tangga kita, jikalau bukan Tuhan yang membangun pernikahan kita, sia-sialah usaha kita.

Menyangkut hal ini ada dua hal, manusia yang berusaha namun Tuhan yang menentukan. Jadi yang membangun pada hakekatnya adalah Tuhan, yang membentuk rumah tangga kita adalah Tuhan tetapi Tuhan tidak meniadakan usaha kita. Pembentukan rumah tangga atau keluarga dimulai dari Tuhan, Tuhan yang membangun, Tuhan yang membentuk sekalipun ada usaha dari kita tetapi tanpa Tuhan maka sia-sialah semuanya.

Tuhan tidak hanya membentuk, hal yang kedua dalam Mazmur ini adalah pengawalan. Dikatakan; Jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjagajaga. Kota yang aman itu karena ada pengawalnya tetapi pada hakekatnva yang mengawalnya adalah Tuhan. Sekalipun ada pengawal yang berjaga-jaga, namun ada Tuhan yang mengawal. Jadi manusia yang berkarya tetapi pada hakekatnya yang bekerja di dalam kita adalah Tuhan. Kita tidak hanya menikah tetapi Tuhan yang memberikan rasa aman. Walaupun rumah tangga kita aman tetapi kalau Jakarta tidak aman kita juga terganggu makanya dikatakan Tuhan yang membangun rumah kita di Jakarta, akan tetapi kalau kota di mana rumah kita berada tidak aman, sama saja.

Begitu juga dengan rumah tangga kita, sekalipun rumah tangga kita aman tetapi kalau kita hidup dalam masyarakat yang tidak aman, itu juga mengganggu. Karena itu kita juga harus mengakui, di samping Tuhan yang membentuk rumah kita, rumah tangga kita, kita juga butuh keamanan dan perlindungan serta pengawalan dari Tuhan. Ayat 2, Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah sebab ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Tuhan tidak hanya membentuk rumah tangga kita lalu menjaganya dengan aman tetapi Tuhan juga menyediakan roti dalam arti kebutuhan yang seluas-luasnya termasuk makanan dan minuman yang dalam hal ini diwakili dengan roti. Dan dikatakan, Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah dengan kata lain, Tuhan yang memberi roti walaupun kita yang berusaha mencari roti itu. Selanjutnya dikatakan, sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Jadi roti kita diberikan Tuhan bukan pada waktu kita bekerja tetapi roti kita diberikan pada waktu tidur. Demikian juga dalam bekerja, kita bekerja dari pagi sampai malam kemudian kita pulang tidur, tetapi pada malam itulah Tuhan membuat pekerjaan kita berhasil di mana-mana. Pada waktu kita tidur Tuhan membuat padi kita berbuah, ayam kita menjadi besar, kambing kita menjadi besar. Jadi di sini disebutkan Tuhan yang membangun, Tuhan yang melindungi dan Tuhan yang memberikan kebutuhan hidup atau rejeki tetapi tidak berarti manusia tidak berusaha.

Hal yang berikut yang Tuhan berikan dalam rumah tangga kita adalah anak. Dikatakan: Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. Anak-anak itu adalah milik pusaka Tuhan dan Tuhan menghadiahkan kepada kita dengan mempercayakan pada kita. Dalam Mazmur ini anak-anak itu diumpamakan seperti anak-anak panah di tangan pahlawan. Setiap anak panah itu Tuhan berikan kepada kita dengan tugas agar kita membidiknya agar anak panah itu menancap pada sasaran yang dikehendaki oleh si pemberi anak panah itu. Oleh sebab itu menyangkut anak-anak kita, kearah mana yang harus kita bidik? Dalam arti apapun profesi anak-anak kita mereka harus menjadi orang yang memuliakan Tuhan. Kalau dia menjadi dokter, guru, pedagang, anggota leglislatif bahkan pendeta semua itu untuk memuliakan Tuhan.

Selanjutnya dikatakan: Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang. Orang tua yang sudah mendidik anaknya dengan baik, anak itu tidak akan mempermalukan orang tuanya. Jadi Tuhan yang membangun rumah tangga kita, Tuhan yang menyediakan rasa aman, perlindungan dan pengawalan, Tuhan yang memberikan rejeki dan Tuhan juga yang memberi kepada kita keturunan.

Dalam cerita Yohanes 2:1- 11, ini adalah mujizat pertama yang dibuat Yesus. Yang menarik dalam cerita ini adalah tidak disebutkan nama pengantin tetapi hanya disebutkan tempatnya yaitu Kana di Galilea. Kenapa nama pengantin tidak disebutkan? Maksudnya supaya kita sendiri meletakkan nama kita di situ seolah-olah ini bukan kisah orang lain. Disitu dikatakan Yesus dan murid-murid diundang dalam pesta itu bersama ibu Yesus. Dan karena Yesus diundang dalam perkawinan itu, maka rumah tangga ini tertolong dari aib. Tradisi Israel dalam sebuah pesta, makanan boleh kurang tetapi minuman anggur tidak boleh kurang. Sang pemimpin pesta ini menjadi heran ketika meminum anggur sehingga ia berkata; biasanya orang meminum anggur yang enak baru yang tidak enak tetapi ini terbalik. Ini menggambarkan bahwa pola hidup duniawi itu dimulai dari yang enak kemudian diakhiri dengan hal yang tidak enak. Dimulai dengan bulan madu dan diakhiri dengan tahun-tahun yang pahit. Tetapi kalau Kristus diundang hadir, mungkin mulainya tidak enak tetapi berakhirnya pasti enak sebab tanpa Kristus rumah tangga kita dari awal bahagia tetapi makin hari makin merosot. Tetapi kalau Kristus hadir dalam kehidupan rumah tangga kita maka Dia akan membuat rumah tangga kita bukan makin hari makin merosot tetapi makin hari makin naik.

Karena itu kuncinya adalah: apakah kita selalu mengundang Kristus hadir dalam rumah tangga kita atau dalam bahasa Perjanjian Lama dalam Mazmur 127, apakah kita membiarkan Tuhan yang membangun rumah tangga kita, mengawal, menyediakan segala kebutuhan kita? Tuhan tidak pernah tidak memberkati, berkat Tuhan pasti datang tetapi berkat Tuhan hanya datang kalau suami istri mau merendahkan diri dihadapan Tuhan. Bahkan kalau kita mengundang Tuhan Yesus hadir, maka berkat-berkat-Nya akan berlimpah bahkan dalam hidup kita akan terjadi mujizat. Oleh karena itu marilah kita selalu mengundang Kristus hadir maka Ia akan mengubah air yang tawar menjadi anggur yang enak dan jangan lupa melibatkan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan rumah tangga kita.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 27 November 2019