3 Prinsip Menghadapi Perubahan

2 Petrus 1:3-4

Ada tiga prinsip utama kita akan pahami dalam renungan ini. Prinsip yang pertama adalah Tuhan telah mempersiapkan segala sesuatu untuk kita. Allah kita adalah Allah yang mempersiapkan segala sesuatu. Sebelum Dia ciptakan kita untuk ada di dalam dunia ini, segala sesuatu yang berurusan dengan kita telah dipersiapkan oleh Tuhan. Apa saja yang berurusan dengan kita? Semuanya telah dipersiapkan oleh Tuhan, bahkan waktu kita menerima Yesus sebagai Tuhan dalam kehidupan kita, kita percaya kepada Yesus, kita berjalan mengikuti jalan-jalan-Nya, Dia telah mempersiapkan segala sesuatu yang berguna untuk kita. Semua yang dibawa dalam kehidupan kita adalah berguna. Terkadang hal-hal yang kita anggap sepele, ternyata hal-hal tersebut bisa berguna bagi kita. Kadang kala kita suka mengeluh kenapa istri kita bawel, suami kita malas tetapi kita harus sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi itu ada keuntungan buat kita.

Prinsip untuk Tuhan mempersiapkan sesuatu seharusnya memberikan kepada kita sebuah pemahaman yang penting bahwa apa saja yang datang dalam kehidupan kita itu netral adanya, tidak ada negatif, tidak ada positif, berguna bagi kehidupan kita. Selebihnya, sikap kitalah yang harus memutuskan dari peristiwa tersebut, apakah itu negatif maupun positif. Kalau Tuhan ijinkan itu terjadi, itu pasti berguna bagi kehidupan kita, tinggal kita bersikap dengan benar untuk memutuskan peristiwa itu bermuatan positif atau negatif. Kalau kita tidak melihat bahwa itu telah dipersiapkan Tuhan untuk kita, kita pasti akan mengeluh serta menggerutu, akan memberi muatan negatif dan kemudian karena kita memberi muatan negatif, diri kita termuat oleh perkara-perkara negatif. Cara berpikir jadi negatif, cara pendekatan jadi negatif, kemudian kita mendapati diri kita bahwa kita adalah orang yang negatif. Kalau kita tahu apa yang menimpa kita, kita yang putuskan muatannya apa, maka kita akan bersikap benar.

Dalam surat Petrus yang kita baca ini, diberitahukan buat kita bahwa Tuhan sudah mempersiapkan semuanya untuk kepentingan kita, Dia persiapkan seluruhnya tetapi dengan cara yang misterius apa yang Dia persiapkan buat kita dan kadang-kadang tidak seperti yang kita harapkan. Itulah sebabnya belajarlah jalan-jalan Tuhan, belajarlah mempercayai bahwa apa saja yang Tuhan katakan, lakukan, kerjakan, ijinkan kita masuki. Pintu tertutup, pintu terbuka, apa saja yang kita hadapi itu baik buat kita, itu adalah untuk kepentingan kita, prinsipnya segala sesuatu berguna untuk kita. Karena Dia katakan, bahwa itu semua supaya kita semakin mengenal Dia. Iman kita harus belajar dengan kata positif, kita percaya bahwa salib itu positif sementara di seluruh dunia berkata bahwa salib adalah kutuk, salib adalah hal yang buruk, salib adalah tempat dimana orang yang telanjang tergantung, tetapi bagi kita salib adalah positif. Kita yang memberi muatan kepada apa yang menimpa kita. Kalau hal yang menakutkan membawa aliran negatif buat kita, kita akan berani menghadapinya, sekarang tergantung kita menilainya itu sebabnya Alkitab berkata buat kita: Semua ini akan memberikan kepada kita pengenalan kepada Allah kita.

Pertanyaannya, benarkah kita mengenal Allah kita? Kadangkala kita kenal Tuhan hanya karena kebutuhan kita, kita tidak kenal Tuhan kita lebih besar dari pada kebutuhan kita. Dalam surat Efesus dikatakan kasih itu melampaui segala akal. Akal kita tidak bisa menangkap hal tersebut, ada sesuatu yang lebih dari semuanya. Itu yang perlu kita mengerti, bagaimana kita mengerti kalau kita negatif selalu ? Bagaimana kita mau mengerti kasih Allah dimana darah di mana-mana? Bagaimana mengerti kasih Allah kalau ada kebencian di mana-mana? Bagaimana mengerti kasih Allah kalau ada perpecahan di mana-mana? Putuskan untuk memberi muatan pada apa yang menimpa kita. Jangan ukur pribadi Tuhan dari berkat-Nya, jadi kita tidak mengukur kebaikan Tuhan dari kehidupan orang yang banyak uang yang ada disebelah kita, jangan mengukur Tuhan dengan sejumlah barang materi.

Prinsip yang kedua kasih Tuhan tanpa syarat tetapi janji Tuhan bersyarat. Janji Tuhan bersyarat sebab janji yang diberikan dengan syarat-syarat-Nya itu, itulah yang memberi batasan, itulah yang memberikan kepada kita akses, itulah yang membuat kita, melatih kita, membentuk kita, mengerjakan kita, menjadikan kita seperti yang Dia kehendaki, itu janji yang bersyarat. Rasul Petrus berkata; bahwa kita ini menerima janji-janji yang mulia dan sangat besar karena lewat janji-janji itulah kita mewarisi kodrat Ilahi. Tuhan lebih tertarik pada karakter kita dari pada memberi berkat pada kita. Tuhan lebih tertarik untuk mengubah karakter kita, membentuk karakter kita supaya kita menjadi lebih mulia dari pada hanya sekedar memberikan apa yang kita minta terus-menerus. Karena kasih Tuhan kepada kita yang tanpa syarat, Dia tidak memberikan semua apa yang kita minta. Milikilah pemahaman kasih Tuhan tanpa syarat karena itu adalah karakter. Di akhir zaman ini skill yang hebat dikalahkan oleh karakter yang kuat. Tidak ada perkembangan skill yang tidak diikuti oleh karakter yang kuat. Skill yang hanya muncul karena natural sebagai pemberian waktu kita lahir itu akan berhenti sampai disitu tetapi karakter akan membuat kita bergerak lebih panjang lagi, mencapai lebih lagi, karakter akan tolong kita di situ, soal janji Tuhan yang bersyarat itu bertujuan supaya kita mewarisi kodrat Ilahi.

Prinsip yang ketiga, mengertilah waktu Tuhan. Pengkhotbah 3:11 berkata: “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” Kata kunci dari ayat ini bukan pada kata indah pada waktunya, dan waktu kita bergerak bersama Tuhan dalam waktu-waktunya Tuhan, tujuan Tuhan bukan hanya keindahan itu, tujuan-Nya yaitu supaya Ia menaruh kekekalan dalam diri kita. Apa yang dimaksud dengan kekekalan dalam diri kita? Kekekalan itu karakter, semua yang kita miliki termasuk harta kita bisa lenyap tetapi karakter kita tidak akan lenyap sebab itu terbawa dalam diri kita, dalam roh kita, dalam personality kita, terbawa waktu kita bertemu dengan Tuhan. Itu sebabnya konsentrasi pada karakter, janji yang mulia dan ajaib diberikan buat kita supaya karakter kita jadi lebih baik. Jadilah pribadi yang lebih baik sebab orang baik diberkati Tuhan, orang yang takut Tuhan diberkati Tuhan. Kalau Tuhan berkati kita itu dahsyat, ijinkan Tuhan membentuk karakter itu sebab dengan hal yang demikian kita pasti jadi pemenang sebab yang menang ada didalam kita, Dia yang akan melakukan hal tersebut. Pemenang dengan cara yang curang itu adalah kekalahan terbesar, olah sebab itu jangan jadi pemenang dengan cara curang, tetapi jadilah pemenang dengan cara Allah.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 25 Agustus 2019