Menghadapi Tekanan dalam Hidup

Yeremia 29:8-11

Dalam konteks ini bangsa Israel mengalami kesulitan, ini adalah sebuah proses Tuhan dan seringkali kita sebagai umat Tuhan, Tuhan ijinkan ada penderitaan, kesulitan, tantangan karena di balik semuanya itu Tuhan mau memproses hidup kita. Bagaimana di dalam proses yang Tuhan ijinkan dalam hidup kita, di dalam kesulitan yang Tuhan adakan dalam perjalanan hidup kita, kita bisa menghadapi dan mengatasinya, ada tiga cara:

Pertama, kita harus waspada terhadap penyesatan. Dalam ayat 8-9 dikatakan: “Sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Janganlah kamu diperdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di tengah-tengahmu dan oleh juru-juru tenungmu, dan janganlah kamu dengarkan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu demi nama-Ku. Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN.” Setiap kali ada kesulitan, tantangan dan penderitaan selalu muncul nabi-nabi palsu hal ini pun terjadi diantara umat Israel karena ada nabi palsu yang bernama Hananya. Kenapa nabi-nabi pada waktu itu mereka mendapatkan tempat khusus di tengah umat yang menderita? Ini dikarenakan adanya penipuan dan mereka berbicara mengatasnamakan Tuhan padahal Tuhan berkata bahwa Ia tidak mengutus mereka. Demikian juga terjadi di dalam kehidupan kita, karena ada orang ketika dalam kesulitan pergi mencari dukun sehingga mereka disesatkan, padahal Tuhan sedang mengijinkan kita untuk mengalami kesulitan akan tetapi yang kita mau kesulitan kita cepat selesai sehingga kita pergi meminta petunjuk dukun. Di akhir zaman ini kita harus waspada, dalam 2 Tes 2:9 ada yang namanya si pendurhaka, penyesatan di akhir zaman diwarnai dengan demonstrasi yang disebut signs and wonders, ada sebuah daya tarik tersendiri, ada sebuah keyakinan si pendurhaka mendemonstrasikan kekuatan kuasa dari si Iblis. Di tengah kesulitan dunia seperti ini, Iblis akan terus bekerja dengan cara yang begitu luar biasa itu sebabnya kita harus menguji seorang nabi. Dalam Yeremia 28:9 dikatakan kalau seorang nabi ketika ia bernubuat dan tidak digenapi, maka ketahuanlah bahwa nabi itu tidak diutus oleh Tuhan tetapi kalau nubuat dari nabi tersebut digenapi maka barulah ketahuan bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh Tuhan. Jadi kita harus mengujinya, apakah dia diutus oleh Tuhan. Ketika kita mengalami kesulitan, kita harus percaya bahwa ada proses Tuhan untuk memulihkan hidup kita, untuk membuat hidup kita lebih baik lagi. Tidak ada seorangpun yang mau hidup menderita, tertekan atau kesulitan tetapi kalau Tuhan ijinkan kita mengalami kesulitan dan penderitaan, biarlah kesulitan, tantangan, himpitan dan penderitaan yang Tuhan ijinkan itu memproses hidup kita karena semua itu akan membawa kita pada kemuliaan Tuhan yang luar biasa.

Kedua, kita harus percaya akan janji Tuhan. Yeremia 29:10 dikatakan: “Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.” Dalam 2 Tawarikh 36:22-23 dikatakan tentang janji Tuhan yang digenapi bagi bangsa Israel untuk membawa mereka pulang dari pembuangan. Banyak orang Kristen yang mempunyai kesulitan dan masalah, kemudian mencari ayat-ayat firman Tuhan yang berkaitan dengan janji Tuhan terhadap masalah hidupnya atau ketika ia mengalami sakit dalam hidupnya kemudian ia mencari ayat-ayat dalam firman Tuhan tentang kesembuhan kemudian ia merenungkan firman Tuhan secara berulang-ulang, serta ia meneladani orang-orang yang percaya kepada janji Tuhan dan membaca kesaksian dari orang-orang yang mengalami penggenapan akan janji Tuhan kemudian ia mengimani akan janji Tuhan sehingga ia mengalami pemulihan sesuai dengan apa yang Tuhan janjikan. Sebagai umat Tuhan, kita harus selalu bersabar, kita harus menunggu waktunya Tuhan, kita harus percaya bahwa janji Tuhan pasti digenapi pada waktunya.

Ketiga, kita barus menjadi umat Tuhan yang mempercayai rancangan Tuhan buat kita. Israel sebagai umat Tuhan dalam Perjanjian Lama sedang menghadapi kesulitan, sedang menghadapi pembuangan tetapi mereka bisa menghadapi masalah namun kepada mereka dikatakan bahwa mereka harus mempercayai rancangan Tuhan. Dalam Yeremia 29:11 dikatakan: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Kata “mengetahui” dari bahasa Ibrani yaitu “Yada” yang berarti mengetahui dalam hubungan yang intim, dalam hubungan yang paling dekat. Di dalam Alkitab hubungan yang paling dekat digambarkan hubungan suami dan istri dan ini dipakai ungkapan “Yada”, ini pengenalan yang sangat intim. Israel sebagai Umat Tuhan, Tuhan berikan hari depan yang penuh harapan demikian juga kita sebagai umat Tuhan dalam Perjanjian Baru atau gereja Tuhan kita juga harus percaya bahwa rancangan Tuhan bagi kita adalah untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan. Oleh karena itu jangan kuatir menghadapi hari-hari kedepan karena bersama dengan Tuhan kita cakap menanggung segala perkara.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 26 Mei 2019