Peduli Terhadap Sesama

1 Petrus 5:7

Dalam 1 Pet 5:7 dikatakan “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu.” Kalau di terjemahan yang lama tertulis “Ia Allah yang mempedulikan kamu.” Ia bukan hanya membangun dengan kepedulian dengan kasih tetapi Ia adalah senantiasa Tuhan yang mempedulikan kita. Saya mau beritahu bapak ibu saudara kepedulian Tuhan kepada kita bahkan sangat detail. Mat 10:30 mengatakan “dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.” Tetapi Tuhan pencipta kita begitu “care”-nya kepada kita bahkan rambut kita pun dihitung-Nya. “Kita aja gak ada kerjaan ngitung-ngitung rambut kita,” tetapi Tuhan menghitung rambut kita. Sampai dengan perkara yang kecil-kecil Ia Tuhan yang sungguh mempedulikan kita, oleh sebab itu Ia rindu juga kepada umat dan gereja yang memiliki sense of belonging yang tinggi. Punya kepedulian yang tinggi. Percuma kita ngomong kasih jika kita tidak memiliki kepedulian satu kepada yang lainnya.

Satu hari pembantu rumah tangga saya tidak ada, dan pekerjaan rumah harus kami yang kerjakan. Saya bekerjasama dengan isteri saya yang bertanggungjawab dengan rumah tangga. Jika ia nyetrika saya yang nyuci baju kalau ia nyapu saya yang ngepel jadi saya siap untuk membantu isteri saya. Dan isteri saya bilang bahwa ia sangat diberkati oleh saya, dan bahwa saya sangat mempedulikan dia.

Kita punya Tuhan yang peduli kepada kita. Dia rindu punya umat yang bukan hanya bisa ngomong kasih, tetapi memiliki kepedulian yang tinggi. Di dalam Matius 25:31-46 dikatakan bahwa ada orang Kristen yang golongan kambing, ada Kristen yang golongan domba. Golongan kambing tidak suka ditaruh di sebelah kiri, karena jelek, dan Tuhan berkata ketika aku sakit kamu tidak menjenguk aku dan ketika aku lapar kamu tidak kasih aku makan, kamu tidak perduli kepada aku bagaimana dong? Lalu si kambing tanya lagi sama Tuhan kapan aku melihat Engkau sakit dan lapar? Jikalau kamu melayani sesamamu manusia maka kamu melayani Aku…? Maka ketika saya belajar tentang hal ini saya belajar tentang kepedulian kepada sesama, karena Tuhan kita adalah kasih. Dia Tuhan Allah yang senantiasa mempedulikan kita. Bahkan saking pedulinya kepada kita hal-hal yang detail pun Ia pedulikan bagi kita. Oleh sebab itu Allah ingin kita seperti Dia dan umatnya pun harus sama seperti Dia yang memiliki kepedulian bagi kita.

Sebelum kita berbicara tentang kasih milikilah hati yang perduli kepada orang lain. Bagaimana caranya mari kita buka kitab Fil 2:1-5. Di akhir ayat ini dikatakan bahwa Tuhan ingin kita memiliki perasaan seperti Kristus. Sekali lagi bagaimana kita bisa menjadi seperti Kristus? Kita harus memiliki perasaan dan pikiran seperti Kristus. Bagaimana hal itu terjadi? Bangun persekutuanmu dengan Tuhan lebih lagi dan belajar mematikan sekedar kepentingan sendiri dan belajar menempatkan kepentingan orang lain juga. Ketika kita menempatkan kepentingan orang lain, maka kita sesungguhnya sedang belajar karakter untuk menjadi serupa dengan Dia. Coba belajar bergaul dengan Tuhan, bagaimana kalau hal ini ada pada pihak Tuhan? Intim dengan Dia hingga kita dibuat serupa dengan Dia dengan menaruh perasaan, dan pikiran kita serupa dengan Kristus. Dan satu hal kita belajar bahwa kasih dari kepedulian kita lebih dari keimaman kita dan ke-Lewi-an kita.

Lukas 10:25-37 kita lihat ketika para begal dan para perampok menghabisi orang ini dan ditinggalkan tergeletak hampir mati, lalu di ayat 31 dikatakan ada seorang Lewi seorang keturunan imam, seorang yang melayani Tuhan dan terhormat ini. Ini adalah orang-orang mimbar, para full-timer. Ketika lewat dan melihat kejadian itu tidak seorang pun mau menolong orang yang dibegal ini. Alasannya nanti saya terlambat mimpin pujian, menolong dia nanti aku tidak bisa khotbah teriambat, nanti aku tidak bisa main musik bagaimana? Yang satu lagi imam bukan Lewi lagi? Yang punya gereja dan kerap kali khotbah dan mengatur uang gereja.

Akhirnya ada seorang Samaria yang peduli kepada orang ini, dia ini ditolak masuk di dalam perhitungan orang Israel, bukanlah orang yang diperhitungkan, dia turun dari keledainya, dia rawat orang itu. Mungkin ia bawa tissue untuk menghapus luka-lukanya. Tetapi, ia juga sibuk lalu ia cari orang lain dan berkata bisakah kamu tolong orang ini dan bawa ke dokter, ini pegang uang ini dulu, nanti kalau kurang aku balik dan bayar ini semua. Tolong orang ini dirawat dan dibawa ke dokter. Orang Samaria yang baik hati ini menyentuh hatinya Tuhan dan Tuhan melihat dia lebih daripada melihat kita naik di mimbar, jauh lebih berharga dari titel keimaman kita. Dan lain sebagainya simbol-simbol keagamaan kita ketimbang si orang Samaria ini. Makanya, beberapa orang bilang S.Th-nya hanya siap untuk terima honor, dan M.Th-nya malah minta tambahan honor. Inilah yang makin neken hati saya. Ini ada orang yang bukan siapa-siapa tetapi memiliki kepedulian. Kamu lebih mirip Aku ketimbang para imam dan Lewi.

Ketika saya lagi krisis keuangan saya bilang sama anak-anak tolong dong papa dan mama lagi sulit, jangan minta beli baju itu, baju ini, sepatu itu, dan sepatu ini. Saya melatih kepada anak-anak untuk “sense of caring.” Makanya saya mau katakan kepada jemaat jangan pernah mengatakan kasih terhadap jemaat, tanpa memiliki kepedulian yang besar. Orang yang peduli adalah orang yang “bisa merasa” bukan orang yang merasa bisa. Yang merasa bisa ternyata tidak bisa. Yang bisa merasa itu yang keren. Doa saya biarlah kita menjadi orang yang “bisa merasa”. Kalau semua yang kita bisa semua karena anugerah-Nya. Lebih dari keimaman dan ke-Lewi-an.

Orang yang memiliki kepedulian akan mengalami jawaban. Kita buka 1 Samuel 30:11-18. Kita tahu bahwa kisah ini menceritakan tentang peristiwa penawanan isteri Daud oleh gerombolan di Ziklag. Ketika mereka berperang dengan Amalek. Di sini Daud dan pasukannya menemukan orang yang tergeletak, setelah itu dikasih makan dan minum pemuda Mesir ini. Pemuda Mesir ini bukan orang kaya, tetapi apabila Daud menolongnya itu pasti ada hati Kristus dalam hatinya Daud. Ia menolong bukan karena kelasnya budak ini, tetapi ia menolong dengan tulus. Amalek adalah orang yang tidak memiliki spirit kepedulian. Biarkanlah budak itu mati dan kita buang saja. Tuhan perang dengan spirit Amalek, tetapi Tuhan rindu dengan spirit orang Samaria itu. Tuhan melihat hati Daud ketika Daud melihat seorang budak ia bukan orang besar tetapi hanya seorang budak, tetapi Daud menolongnya. Akhirnya dari kepeduliannya menyongsong jalan keluar dari permasalahannya. Budak ini memberitahu jalan menuju orang-orang Amalek yang menawan isteri dan anak-anaknya. Lewat budak yang merasakan belas kasihan dari Daud. Kepedulian membawa kita bertemu dengan lawatan Tuhan yang luar biasa. Karena kepedulian adalah karakter Kristus. Ketika Daud menolong budak ini dan memberikan makan dan minum kepadanya maka di situlah Daud menyentuh hati Tuhan, dan akhirnya Tuhan pun menolong pasukan Daud dan menghancurkan orang-orang Amalek ini. Oleh sebab itu milikilah kepedulian untuk sesama. Tuhan memberkati. Amin

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 24 Maret 2019