Tuhan Sumber Hikmat

1 Korintus 1:18-25

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Semua agama setuju bahwa manusia terbatas, berdosa, fana, dan membutuhkan keselamatan. Namun dosa manusia harus dihukumkan dan diselesaikan agar dapat memperoleh keselamatan akhirat di hadapan Allah Penciptanya. Nah, agama dan Iman Kristen mengajarkan bahwa dalam kebebasan-Nya yang berdaulat, Allah memilih menjadi manusia di dalam peristiwa Yesus Kristus yang menderita, disalibkan, mati, dan bangkit dari maut untuk menebus umat berdosa dan menawarkan keselamatan. Iman dan rahmat di dalam nama Yesus Kristus adalah jalan tunggal untuk memperoleh keselamatan manusia di hadirat Allah. Ajaran inilah yang membedakan keyakinan Kristen dengan agama-agama yang bukan Kristen.

Peristiwa salib Kristus adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan orang-orang percaya kepada-Nya (Roma 1:16-17). Namun, pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bogi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah (1 Kor 1:18). Berita mengenai Kristus yang disalibkan merupakan suatu batu sandungan (‘porgasipan’, ‘stumbling-block’) bagi orang-orang Yahudi dan merupakan suatu kebodohan (‘haotoon’, ‘foolishness’) bagi orang-orang yang bukan Yahudi (ayat 23). Mengapa demikian? Oleh karena salib Kristus tidak cocok dengan hikmat manusia yang mengesampingkan Allah dan menempatkan pikiran manusia sebagai pusat segalanya, dan kemudian menolak untuk menerima dan mengakui peristiwa Yesus Kristus. Hikmat seperti inilah yang disebut Aliah sebagai kebodohan (1 Kor 3:19-20). Tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun non-Yahudi. Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah (1 Kor 1:24). Hikmat Allah diwujudkan dalam peristiwa Firman yang menjadi manusia di dalam diri Yesus Kristus yang ‘melebihi hikmat Salomo’ (Luk 11:31) dan ‘telah menjadi hikmat bagi kita’ (1 Kor 1:30) dan yang ‘… di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan’ (Kol 2:3). Pemberitaan mengenai salib dan kebangkitan Kristus adalah pusat pemberitaan para rasul dan menjadi evangelium bagi kita.

Saudara-saudari, bagi orang yang berhikmat akan selalu mengatakan, bahwa ‘salib’ adalah keselamatan bukan kebinasaan, dan ‘salib’ itulah kekuatan Allah menyatakan kuasa-Nya di dunia ini. Di manakah orang yang berhikmat itu? Ada banyak orang yang memiliki hikmat di dunia ini, persoalannya mereka tidak menghargai hikmat tersebut, sebaliknya mengubahnya menjadi kesombongan atau menindas yang lemah. Seringkali orang Yahudi menghendaki ‘tanda’ sementara orang Yunani mencari ‘hikmat’. Diingatkan lewat khotbah ini supaya jangan sekali-kali kita menjadi batu sandungan kepada orang lain oleh hikmat yang kita miliki. Ingatlah bahwa segala yang kita miliki adalah berasal dari Tuhan dan untuk kemuliaan-Nya. Pergunakan “hikmat yang kita miliki” untuk pelayanan sesama. Mari kita sungguh-sungguh menanggapi karya keselamatan dari Kristus melalui peristiwa salib dan kebangkitan-Nya yang telah meninggalkan teladan bagi kita supaya kita mengikuti jejak-Nya (1 Ptr. 2:21). Amin.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 17 Februari 2019