Kobarkanlah Karunia Allah yang Ada Padamu

2 Timotius 1:6-12

Banyak kendala yang sering menghalangi seseorang menjadi sungkan atau takut untuk bersaksi tentang Tuhan Yesus. Hambatan itu bisa datang dari diri sendiri, mungkin ia seorang yang belum mengenal Yesus dengan benar, bisa juga datang dari lingkungan dimana dia tinggal. Demikian pun tantangan yang sedang dihadapi Timotius dalam pelayanannya, ia menghadapi pengajar-pengajar sesat yang mengabarkan tentang takhayul dan dongeng nenek-nenek tua (1 Tim 4:7), guru spiritualnya rasul Paulus adalah seorang hukuman namun bukan karena kesalahan. Tentu secara kedagingan bisa saja peristiwa-peristiwa tersebut dapat mempengaruhi semangat dalam pelayanan pekabaran Injil kepada jemaat menurun.

Pada masa sulit seperti itu, Paulus sebagai guru spiritual bagi Timotius mengingatkannya bahwa sesungguhnya Timotius itu memiliki kelebihan, seperti iman yang sejati dan karunia lainnya yang diberikan Allah kepadanya melalui penumpangan tangan oleh Paulus. Karunia tersebut haruslah dikobarkan oleh Timotius tanpa harus terhalang karena persoalan-persoalan yang ada, seperti menjadi malu karena bapak rohaninya (Paulus) seorang hukuman. Karena hukuman yang diterima oleh Paulus bukanlah karena suatu kejahatan melainkan karena pemberitaan Injil. Injil yang diberitakan tersebut adalah berkuasa mematahkan kuasa maut dan mendatangkan keselamatan bagi yang mau percaya, untuk itulah Paulus menderita. Jadi mengikut Yesus tidak berarti kalau hidup kita sekarang akan terhindar dari kesusahan, namun Tuhan menjanjikan penyertaanNya bagi kita (Mat 28:20). Firman ini juga mau mengingatkan kita akan karunia yang diberikan Allah kepada setiap orang, kobarkanlah itu karena pemberian itu bukan untuk dipendam atau disimpan namun untuk dibagikan kepada banyak orang sehingga banyak pula jiwa yang diselamatkan oleh-Nya.

Paulus kembali mengingatkan Timotius bahwa Allah tidak memberikan roh ketakutan namun Ia memberikan Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Hal ini menjadi dasar yang memberi keberanian bagi Timotius dan juga kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus. Memberitakan perbuatan-perbuatan baik Allah adalah tugas kita semua orang percaya dan melalui firman ini seharusnya kita semua terdorong untuk memberitakan firman, untuk hidup di dalam firman, yaitu kasih dan ketertiban. Orang lain tidak hanya mendengar dari apa yang kita beritakan melainkan mereka juga dapat meniru dari apa yang kita lakukan.

Saudara, setiap kita terpanggil untuk menyaksikan bahwa Tuhan Yesus adalah Sang Juruselamat dunia. Panggilan tersebut ada yang khusus dan ada juga yang umum, jadi tidak lagi ada alasan bagi siapapun untuk mengatakan bahwa itu hanya tugas pendeta atau sintua. Dalam pelayanan mungkin juga kita menghadapi banyak tantangan yang dapat menghambat kita untuk memberitakan Injil keselamatan, misalnya kita berkata bagaimana saya dapat menginjili sementara saya miskin, atau saya hanyalah seorang bawahan atau saya tidak memiliki gelar. Saudara, siapapun kamu dan bagaimanapun keadaanmu asal kamu memiliki iman maka Tuhan mengutus kamu. Jangan pernah dalam penginjilan kamu mengandalkan kepintaranmu, materi atau kedudukanmu tapi andalkanlah yang mengutusmu, yaitu Yesus Kristus. Biarkan Dia yang berbicara melalui kamu dan jangan pula kamu mengambil kemuliaan-Nya, karena melalui pemberitaanmu Tuhan yang akan dipermuliakan dan pujian pun ditujukan bagi-Nya.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 4 November 2018