Berdoa dan Berpuasa

Ayat Firman Tuhan dalam Yesaya 58:1-12 secara cermat dan terperinci menjelaskan mengenai doa puasa, dimana dijelaskan pembanding antara doa puasa yang benar dengan doa puasa yang tidak benar. Ada dua macam puasa, pertama puasa biasa, dan yang kedua puasa mutlak. Puasa biasa adalah puasa yang dilakukan oleh orang Kristen dengan makan yang secukupnya, atau tidak makan terlalu banyak. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memusatkan pikiran kepada Tuhan. Contoh di Alkitab yakni Daniel (Daniel pasal 10), ia berpuasa selama 21 hari dengan tidak makan makanan yang sedap seperti daging, anggur, dll. Puasa yang hanya minum air putih saja juga masuk dalam kategori puasa biasa.

Berbeda dengan puasa biasa, puasa mutlak adalah puasa yang tidak makan dan tidak minum sama sekali dalam waktu tertentu. Umumnya dilakukan dengan cara berpuasa satu harian penuh, lalu di jam tertentu misalnya pukul 18.00 berbuka puasa, setelah itu dilanjutkan lagi berpuasa hingga pukul 18.00 keesokan harinya. Namun ada pula berpuasa mutlak yang dilakukan dengan tidak makan dan tidak minum beberapa hari penuh tanpa berbuka puasa. Dalam hal berpuasa mutlak tentunya harus disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan tubuh kita, dan tentunya juga kehendak Tuhan. Banyak sekali tokoh di Alkitab yang melakukan puasa mutlak, seperti Musa, Elia, Esther, juga termasuk Yesus.

Puasa orang Kristen berbeda model dengan puasa agama lain. Jika agama lain berpuasa sangat dipatok atau ada ketentuan mutlak kapan harus memulai puasa dan kapan harus berbuka atau mengakhiri puasa, jika melanggar bisa dinyatakan “batal”. Namun orang Kristen berpuasa dengan tujuan memusatkan pikiran dan konsentrasi kepada Tuhan, jadi bukan persoalan makan atau tidak makannya. Jika berpuasa tetapi konsentrasi kita tidak berpusat kepada Tuhan melainkan kepada hal lain termasuk makanan, sama saja tidak berpuasa. Alasan mengapa kita orang percaya harus berpuasa, karena banyak hal yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan kekuatan manusia yang perlu kuasa Allah yang bukan hanya dengan doa tapi juga perlu disertai puasa. Suatu ketika murid-murid Yesus mengusir setan lalu gagal, kemudian mereka bertanya kepada Yesus apa rahasianya, dalam Matius 17:14-21 Yesus jelaskan bahwa ada jenis roh yang tidak dapat diusir hanya dengan berdoa melainkan juga harus berpuasa.

Kapan saat yang tepat untuk kita berpuasa? Dalam kisah Esther, saat mereka terancam disitu mereka berpuasa. Saat Niniwe akan dihancurkan, mereka berpuasa 3 hari 3 malam. Saat Elia putus asa, ia berpuasa 40 hari. Ketika kita dalam keadaan membutuhkan pertolongan Tuhan, ketika kita ada dalam keadaan membutuhkan jawaban Tuhan, juga dalam keadaan kita kering secara rohani, saat-saat itulah yang tepat untuk kita berpuasa. Doa yang disertai puasa akan memaksimalkan kerohanian kita. Dan doa yang disertai puasa akan lebih menunjukkan dampaknya. Doa bila diumpamakan seperti pisau, maka berpuasa adalah asahannya untuk pisau tersebut menjadi lebih tajam. Ada kalanya dalam kondisi tertentu, doa terasa tumpul.Oleh sebab itu dibutuhkan puasa untuk mempertajam kuasa doa. Jika merasa doa itu penting, maka berpuasa akan membuat kuasa doa semakin nyata. Yang menjadi persoalannya, mengapa sudah berdoa dan berpuasa tetapi masih belum melihat kuasa Tuhan?

Pertama, (Yesaya 58:3) seringkali kita berpuasa tetapi tidak fokus kepada Tuhan, masih terlalu sibuk terhadap hal-hal duniawi. Hal-hal inilah yang menjadikan doa puasa kita terasa tumpul dan tidak berguna. Orang Kristen berpuasa seharusnya bukan sekedar menahan lapar dan menunggu berbuka puasa, tetapi berpuasa yang benar adalah menyediakan waktu, hati, pikiran untuk selalu fokus tertuju kepada Tuhan.

Kedua, (Yesaya 58:4) banyak yang berpuasa tetapi masih berbantah-bantah, berkelahi, berbuat semena-mena. Ini adalah contoh gambaran perbuatan-perbuatan yang tidak benar. Ada pula orang yang berpuasa dengan tujuan yang tidak benar. Sehingga puasa-puasa yang demikian terkesan hanya formalitas bukan dengan kesungguhan hati.

Ciri berpuasa yang benar menurut Yesaya 58:6-7, pertama, berdoa puasa yang benar dan berkenan di hati Tuhan yakni dengan tujuan memerdekakan orang lain. Lalu yang kedua menolong yang teraniaya, dan yang ketiga untuk mempraktekan kasih (ayat 7).

Ada banyak berkat yang bisa didapat dari berdoa dan berpuasa menurut Yesaya 58:1-12 yakni:
1. Berdoa dan berpuasa dapat menghadirkan terang TUHAN untuk menerangi jalan hidup kita (Yesaya 58:8)
2. Berdoa dan berpuasa dapat mendatangkan kesembuhan. (Yesaya 58:8)
3. Berdoa dan berpuasa mendatangkan perlindungan. (Yesaya 58:8)
4. Berdoa dan berpuasa akan memulihkan hubungan dengan TUHAN. (Yesaya 58:9, lihat ayat 2 juga)
5. Berdoa dan berpuasa mendatangkan jawaban dan hadirat TUHAN. (Yesaya 58:9)
6. Berdoa dan berpuasa mendatangkan pimpinan dan pemeliharaan TUHAN. (Yesaya 58:11)
7. Berdoa dan berpuasa mendatangkan kesegaran dan kekuatan baru. (Yesaya 58:11)
8. Berdoa dan berpuasa mendatangkan kepuasan. (Yesaya 58:11)
9. Berdoa dan berpuasa akan mendatangkan perubahan atau pembaharuan total (Yesaya 58:12)

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 12 Februari 2017