Jika Kita Mati dengan Dia, Kitapun akan Hidup dengan Dia

2 Timotius 2:8-15

Sebagai rasul yang setia dan bapak rohani bagi Timotius, meski rasul Paulus hidup sebagai tawanan tidaklah menyurutkan niatnya untuk tetap menyampaikan pesan-pesan yang bermakna bagi pelayanan Timotius. Adapun pesan yang disampaikan Paulus pada nas ini agar Timotius terus mengingat Tuhan Yesus sebab hanya karena kasih karunia-Nya ia dapat memperoleh kekuatan (2:1). Dengan selalu mengingat Tuhan Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati, dilahirkan sebagai keturunan Daud tentu Timotius maupun orang-orang percaya akan menyadari betapa berharganya dirinya bagi Tuhan yang telah menebusnya dengan nyawa-Nya sendiri. Pribadi Yesus hendaklah menjadi fokus kehidupan kita, dengan demikian kita akan menjadikan Yesus yang paling prioritas dari segala kepentingan yang lain.

Kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati telah memotivasi Rasul Paulus dalam tugas penginjilannya. Rasul Paulus menderita untuk pemberitaan Injil: ia lebih sering di dalam penjara, kerap dalam bahaya maut, disesah dan didera, dilempari batu, mengalami karam kapal dan terkatung-katung di tengah laut (2 Kor 11:23). Meski ia terbelenggu oleh pengalaman pahit namun firman Allah tidak pernah terbelenggu, dipenjara sekalipun ia tetap memberitakan firman Tuhan bagi banyak orang. Atas segala penderitaannya Paulus ingin agar ia menjadi panutan bagi Timotius dalam pelayanannya, agar tetap menjadi pelayan yang setia bagi Tuhan Yesus meski harus melalui banyak tantangan dan penderitaan.

Paulus juga mengingatkan Timotius agar tidak takut menderita bahkan kalau harus mati karena pelayanan memberitakan firman Tuhan sebab “jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia” (ay. 12), sebaliknya jika kita menyangkal Dia maka Dia pun akan menyangkal kita pula.

Saudara! Sudahkah saudara menjadikan Yesus yang paling prioritas dalam hidupmu? Firman ini mengingatkan kita agar kita selalu mengingat Yesus Kristus yang telah bangkit dari antara orang mati. Begitu berharganya kita bagi Tuhan, kebangkitan-Nya menjadi kemenangan bagi kita semua, umat yang percaya. Hendaklah kemenangan yang diberikan Yesus senantiasa memotivasi kita untuk lebih mengasihi Tuhan Allah. Menjadikan Yesus yang terpenting dalam hidup, sama halnya menjadikan pelayanan pemberitaan injil menjadi tugas yang harus kita lakukan ke tengah-tengah keluarga, lingkungan dan kepada setiap orang. Dalam tugas ini, pasti tidak semua orang menyukainya, mungkin ada yang menolak, mencibir dan bahkan ada yang menganggap kita sebagai orang jahat. Namun di dalam Tuhan, janganlah kita menjadi orang yang mudah terguncang, mudah kecewa atau gampang berubah dalam komitmen, jadilah kita orang yang setia meski banyak mengalami kesulitan dan pergumulan.

Kita tidak lagi hanya mencari kesenangan dunia seperti yang dilakukan banyak orang, mengumpulkan harta dan kuasa, menganggap bahwa kebahagiaan dapat dicapai bila sudah punya jabatan dan banyak duit. Memang harta dan kuasa dapat memberi kepuasan dan kebahagian bagi sebagian orang, namun sifatnya hanyalah sementara, tidak kekal. Sebaliknya kebahagian yang kita miliki, bila kita tetap setia kepada Tuhan Yesus meskipun kita harus dianiaya dan dicela adalah kebahagian kekal (Matius 5: 10-11). Meskipun kita mati oleh karena kesetiaan kita kepada Yesus, kitapun akan dibangkitkan seperti Yesus yang bangkit dari antara orang mati.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 9 Oktober 2016